Selasa, 29 Mei 2012

Mengubur Ari-ari Bayi

Mengubur Ari-ari Bayi


Kata orang tua, tempat mengubur ari ari itu harus diberi lampu biar anaknya terang hatinya. bahkan ada yang ngasih cabai biaranaknya jadi pemberani. bagaimana hukum semua itu…..? terimakasih.
From : syafi’i ima < syafii_ima@yahoo.co.id
menjawab :
Ari-ari bayi yaitu tempat janin selama dalam kandungan bukanlah termasuk bagian tubuh dari bayi dan juga bukan bagian dari ibu si bayi, sehingga tidak ada kewajiban sama sekali dalam hal memandikan atau menguburnya. Oleh karena itu, diperbolehkan untuk tidak dikubur bahkan dibuang sekalipun (selama tidak mengganggu orang lain).
Adapun berkeyakinan dengan memberi lampu dapat menerangi hati si bayi atau dengan memberi cabai dapat menjadikan si bayi pemberani, hukumnya haram bahkan dapat menyebabkan kesyirikan jikameyakini lampu dan cabai itu yang memberikan pengaruh bukan Allah, – wal ‘iyadzu billah min dzalik-.
حواشي الشرواني – (ج 3 / ص 161(
قوله: (ولو ما يقطع للختان) فرع هل المشيمة جزء من الام أو من المولود حتى إذا مات أحدهما عقب انفصالها كان لها حكم الجزء المنفصل من الميت فيجب دفنها وإذا وجدت وحدها وجب تجهيزها والصلاة عليها كبقية الاجزاء أو لانها لا تعد من أجزاء واحد منهما خصوصا المولود فيه نظر فليتأمل سم على المنهج أقول الظاهر أنه لا يجبفيها شئ ع ش عبارة البجيرمي أما المشيمة المسماة بالخلاص التي تقطع من الولد فهيجزء منه وأما المشيمة التي فيها الولد فليست جزأ من الام ولا من الولد قليوبي وبرماوي اه .
حاشية الجمل – (ج 7 / ص 143(
وَعِبَارَةُ الْبِرْمَاوِيِّ أَمَّا الْمَشِيمَةُ الْمُسَمَّاةُ بِالْخَلَاصِ فَكَالْجُزْءِ ؛ لِأَنَّهَا تُقْطَعُ مِنْ الْوَلَدِ فَهِيَ جُزْءٌ مِنْهُ وَأَمَّا الْمَشِيمَةُ الَّتِي فِيهَا الْوَلَدُ ، فَلَيْسَتْ جُزْءًا مِنْ الْأُمِّ وَلَا مِنْ الْوَلَدِ انْتَهَتْ .
حاشية البجيرمي على الخطيب – (ج 3 / ص 245(
وَالْمَشِيمَةُ الْخَارِجَةُ مَعَ الْوَلَدِ طَاهِرَةٌ وَهَلْ هِيَ جُزْءٌ مِنْ الْأُمِّ أَوْ مِنْ الْوَلَدِ وَيَتَرَتَّبُ عَلَيْهِ إذَا مَاتَ أَحَدُهُمَا يَجِبُ دَفْنُهَا مَعَهُ ، وَتَصِحُّ الصَّلَاةُ عَلَيْهَا وَغُسْلُهَا وَتَكْفِينُهَا وَمُوَارَاتُهَا فِيهِ نَظَرٌ ا هـ رَحْمَانِيٌّ .
حاشيتا قليوبي – وعميرة – (ج 4 / ص 407(
أَمَّا الْمَشِيمَةُ الَّتِي فِيهَا الْوَلَدُ فَلَيْسَتْ جُزْءًا مِنْ الْأُمِّ وَلَا مِنْ الْوَلَدِ انْتَهَى .
الفتاوى الفقهية الكبرى – (ج 3 / ص 70)
بَ ابُ صَلَاةِ الِاسْتِسْقَاءِ ( وَسُئِلَ ) رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ مَا قَوْلُ مَنْ يَقُولُ بِسَعْدِ الْمَنَازِلِ وَبِحُسْنِهَا وَمَا يَكُونُ جَوَابُ مَنْ يُسْأَلُ عَنْ يَوْمِ كَذَا يَصْلُحُ لِنَقْلَةٍ أَوْ تَزْوِيجٍ ؟ ( فَأَجَابَ ) بِقَوْلِهِ : مَنْأَضَافَ التَّأْثِيرَ إلَى الْمَنَازِلِ أَوْ الْكَوَاكِبِ أَوْ الْبُرُوجِ أَوْ الْأَيَّامِ أَوْ نَحْوِ ذَلِكَ فَإِنْ أَرَادَ أَنَّ ذَلِكَ مِنْ حَيْثُ إنَّ اللَّهَ أَجْرَى عَادَتَهُ الْإِلَهِيَّةِ بِوُقُوعِ ذَلِكَ الْأَمْرِ عِنْدَ ذَلِكَ الشَّيْءِ لَمْ يَحْرُمْ عَلَيْهِ بَلْ يُكْرَهُ لَهُ ذَلِكَ وَإِنْ أَرَادَ أَنَّ نَحْوَ الْمَنْزِلِ أَوْ الْكَوْكَبِ مُؤَثِّرٌ بِنَفْسِهِ كَفَرَ وَأَصْلُ ذَلِكَ مَا قَالَهُ الْأَئِمَّةُ فِيمَنْ يَقُولُ مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا فَعُلِمَ أَنَّ مَنْ سُئِلَ عَنْ يَوْمٍ يَصْلُحُ لِنَحْوِ نَقْلَةٍ.يَنْبَغِي أَنْ لَا يُجِيبَ بِشَيْءٍ مِنْ حَيْثُ الْيَوْمُ بَلْ يَأْمُرُ بِالِاسْتِخَارَةِ وَالْفِعْلِ بَعْدَهَا إنْ انْشَرَحَ لَهُ الصَّدْرُ لِأَنَّ هَذَا هُوَ السُّنَّةُ وَخِلَافُ الْمَأْلُوفِ مِنْ الْجَهَلَةِ الْمُشْتَغِلِينَ بِمَا لَا يَحِلُّ مِنْ عِلْمِ الرَّمْلِ وَأَمْثَالِهِ هُوَ الْبِدْعَةُ الْقَبِيحَةُ الْمُحَرَّمَةُ .
Posted in: Uncategorized
8 Responses to Mengubur Ari-ari Bayi
Bawal says:
February 10, 2010 at 2:03 am
Alhamdulillah
Masalah ini saya tanyakan juga di….yang menghukum adzan dan iqomah bagi bayi yang baru di lahirkan tapi ngak pernah di jawab
Reply
Baaboed says:
February 11, 2010 at 2:55 pm
Sbtulx klo memang lampu itu bisa membuat hati bayi menjadi terang g usa pakek lampu yg lima wat… Tp skalian pakek lampu merkuri… Biar tamba terang skali
Reply
den bagus says:
March 22, 2010 at 8:10 pm
mantap penjelasannya karena yg menjawab bukan terlahir dr sang ibu jd sama sekali tdk menghargai semua itu,bagus-bagus jawaban yg sangat tdk manusiawi
Reply
husin says:
November 4, 2010 at 10:07 pm
assalamualaikum ustd, saya mau tanya , apakah mengadzani bayi yg baru lahir itu, si bayi itu dimandikan dulu biar bersih dari darah baru kemudian di adzani atau langsung diadzani walaupun ada darahnya? Sukron.
Reply
forsan salaf says:
November 6, 2010 at 7:14 pm
@husin,wa’alaikumsalam.
mengadzani bayi disunnahkan segera setelah bayi dilahirkan,agar kalimat pertama yang didengar oleh bayi adalah kalimat takbir dan tauhid.
Reply
hafidz- says:
November 21, 2010 at 10:57 am
apa bener tuch author? hadistnya mana ? shahih nda ? bukannya yang pertama di denger bayi suara dokter / suster ” anaknya sudah keluar alhamdullilah”?? atau ga pernah punya anak jadi asal aja nulisnya?? yang SHAHIH DI TAHNIK, DARI BUKHARI DAN MUSLIM
Reply
forsan salaf says:
November 21, 2010 at 1:00 pm
@ hafidz, Kesunahan dalam mengdzani bayi yang baru lahir adalah berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad, Baihaqi dan banyak lagi lainnya yaitu :
عن عبيد الله بن أبي رافع عن أبيه قال : رأيت رسول الله صلى الله عليه و سلم أذن في أذن الحسن بن علي حين ولدته فاطمة بالصلاة .
Dari Ubaidillah bin Abi Rofi’ dari ayahnya berkata :” Aku melihat Rasulullah SAW adzan di telingannya syd Hasan ketika dilahirkan oleh sydt Fatimah dengan adzan shalat “.
Hadits ini dinyatakan oleh Imam Abu Isa derajatnya hasan – Shohih

Senin, 21 Mei 2012

Hukum Wanita Bekerja di Luar Rumah dan Gaji yang diperolehnya

Menebar sunnah yang shahih dengan berdakwah, dan belajar meniti jejak para salafush shalih

Hukum Wanita Bekerja di Luar Rumahdan Gaji yang diperolehnya
Memenuhi permintaan sobat ukhti Dhanaarsega untuk memposting hukum wanita Muslimah yang bekerja diluar, kali ini saya tambahkan pula mengenai gaji yang diperoleh, sebenarnya dulu saya pernah posting mengenai bolehkah suami memakan atau memakai gaji istri
Banyak persoalan yang dialami oleh kaum wanita di abad modern ini, oleh karena tidak lah mudah untuk mengaplikasikan konsep-konsep kaum wanita terima di majelis ilmu and be perfect sebagai seorang muslimah. Terutama bagi kaum wanita yang sudah sampai merambah perguruan tinggi kemudian lulus serta dihadapkan pada kenyataan harus bekerjaatau mencari nafkah. Jangan lah berputus asa wahai ukhti, tidak semua wanita mulus jalannya, setelah kelar study-nya kemudian ada pria sholeh yang melamarnya dan siap menempatkannya dalam istana dan ketenangan rumah tangganya.
Tidak semua wanita setelah menikah tinggal di bawah perlindungan seorang suami yang kokoh bangunan rumah tangga dan ekonominya. Dan tidak semua wanita memiliki orang tua yang siap men-supportnya dalam kondisi apapun yang dialaminya. Bagi ikhwah yang mengalami banyak hal-hal sulit dan harus berjuang dalam hidupnya, jangan lah runtuh semangatnya, cobaan adalah ujian keimanan bagi kita umat islam, wujud cinta dari Rabb kita. Di bawah ini ada beberapa fatwa Syaikh Bin Baz tentang hukum bekerja bagi wanita juga kedudukan gaji yang diperolehnya. Semoga bermanfaat bagi ukhti sekaliyan, dan menjadikan kita selalu berjalan diataskoridor ilmu, menggigit erat-erat sunnah, dan berjalan semampu kita, se-idealis yang bisa kita kerjakan. Wallohu a'lam.
Syaikh Bin Baz ditanya tentang apa hukumbekerja bagi seorang wanita dan apa lapangan pekerjaan yang dibolehkan bagi seorang wanita. Beliau pun menjawab sebagai berikut:
Tidak seorang pun ulama yang melarang kaum wanita untuk bekerja mencari uang.Perbedaan pendapat hanya terjadi mengenai lapangan pekerjaan apa yang boleh untuk dirambah oleh kaum wanita. Penjelasannya adalah bahwa seorang wanita memiliki tanggung jawab menyelesaikan beberapa tugas rumah tangga dalam keluarganya seperti memasak, membersihkan rumah, mencuci pakaian dan semua jenis bantuan yang bisa ia lakukan untuk rumah tangga dan keluarganya.
Adapun untuk lapangan pekerjaan di luar rumah yang diperbolehkan bagi kaum wanita adalah seperti menjadi seorang guru dan pedagang. Sebagai contoh kerja di pabrik jahit atau lapangan pekerjaan lain yang tidak membawa terbukanya maksiyat yang dilarang oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, seperti berduaan di tempat kerja dengan laki-laki asing, atau bercampur di tempat kerja dengan laki-laki yang bukan mahram-nya (ikhtilat), karena besar kemungkinannya hal ini akan melahirkan fitnah bagi dirinyadan rumah tangganya. Pekerjaan lain yang membuat dirinya lalai melakukan tugas rumah tangganya (tanpa menunjuk seseorang untuk mengurusnya/pembantu atau saudara) juga dilarang dalam agama. Bekerja (Pekerjaan) tanpa izin keluarga dan atau suaminya juga larangan dalam agama islam (1)
Beberapa Kesimpulan yang bisa diambil:
1. Kewajiban utama wanita adalah dirumahnya dan tetap dirumahnya, menjalankan segala aktivitas rumah tangganya. Itu adalah keutamaan yang tidak bisa dibeli dan dibandingkan dengan kesuksesan karirnya di luar rumah, begitu banyak hadist dan sunnah rasulullah menjelaskan tentang keutamaan dan kedudukan kaum wanita di dalam rumahnya.
2. Kewajiban dan keutamaan diatas menjadikan pertimbangan utama bagi kaum wanita ketika memutuskan untuk bekerja diluar rumahnya.
3. Cukup dan tidaknya penghasilan suami adalah tergantung pada bagaimana setiapdiri muslim bersikap wara' dan zuhud terhadap dunia. Ilmu dan agama lah yang menjadi filternya. Hal ini juga pertimbangan tambahan untuk wanita bila memutuskan bekerja.
4. Bekerja boleh bagi wanita, hanya saja harus ada syarat-syarat syar'i yang harus dipenuhi seperti penjelasan Syaikh Bin Baz rahimahullahu ta'ala diatas. Adapun jika dihubungkan dengan kondisi Indonesia yang serba penuh dengan ikhtilat, di sekolah, kampus, perkantoran, pasar dan perdagangan. Wallahu a'lam bi shawwab. Hal ini menjadi PR dan bahan renungan bagi kita semua kaum wanita. Wanita yang sholeh dan cerdas adalah wanita yang tahu apa-apa yang dibutuhkannya bagi dunia dan terutama akhiratnya. Mengenali diri pribadi dan potensi diri, dengan pembekalan ilmu dan agama yangcukup sangat dibutuhkan bagi kaum wanita untuk tetap tegar, bersabar dalam kehidupan, wara' dan memilih serta mencari yang terbaik bagi dirinya dan agamanya.
(1) Fatwa no. 4167 tanggal 11/11/1401 H
Syaikh Bin Baz ditanya apa hukumnya menggunakan gaji wanita yang bekerja di luar rumahnya, bagaimana halnya jika penampilannya waktu pergi bekerja seperti dandanan orang jahiliyah atau membuka aurat (tabaruj). Demikian pula bagaimana hukumnya memberi uang beasiswa pada mahasiswi yang belajar di perguruan tinggi sedangkan ia ke kampus dengan dandanan seperti orang jahiliyah (tabaruj)?
Jawaban beliau:
Pertama, hukum asalnya, seorang wanita tidak boleh keluar rumah kecuali atas izin suaminya (bagi yang sudah menikah). Bilasuaminya telah mengizinkan, maka ia boleh keluar dengan dandanan yang tidak mengundang kaum laki-laki untuk tertarikmelihatnya, ia mesti memakai hijab syar'i dan tidak tabarruj (1). Seperti larangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Qs. Al-Ahzab:33)
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَ

Seputar hukum wanita bekerja di luar rumah part.3

juga sabda Rasul - shallallahu alaihi wasallam - “Ingatlah kepada Allah ketika dalam kemudahan, niscaya Allah akan mengingatmu ketika dalam kesusahan!” (HR. Ahmad, dan di-shahih-kan oleh Albani), dan juga sabdanya:
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا اتِّقَاءَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا أَعْطَاكَ اللَّهُ خَيْرًا مِنْهُ (رواه أحمد وقال الألباني: سندهصحيح على شرط مسلم)
“ Sungguh kamu tidak meninggalkan sesuatu karena takwamu kepada Alloh azza wajall, melainkan Alloh pasti akan memberimu ganti yang lebih baik darinya ” (HR. Ahmad, dan di-shahih-kan oleh Albani).
Terakhir : Kadang terbetik dalam benak kita, mengapa Islam terkesan mengekang wanita?!
Inilah doktrin yang selama ini sering dijejalkan para musuh Islam, mereka menyuarakan pembebasan wanita, padahal dibalik itu mereka ingin menjadikan para wanita sebagai obyek nafsunya, mereka ingin bebas menikmati keindahan wanita, dengan lebih dahulu menurunkan martabatnya, mereka ingin merusak wanita yang teguh dengan agamanya agar mau mempertontonkan auratnya, sebagaimana mereka telah merusak kaum wanita mereka.
Lihatlah kaum wanita di negara-negara barat, meski ada yang terlihat mencapai posisi yang tinggi dan dihormati, tapi kebanyakan mereka dijadikan sebagai obyek dagangan hingga harus menjual kehormatan mereka, penghias motor dan mobil dalam lomba balap, penghias barang dagangan, pemoles iklan-iklan di berbagai media informasi, dll. Wanita mereka dituntut untuk berkarir padahal itubukan kewajiban mereka, sehingga menelantarkan kewajiban mereka untuk mengurus dan mendidik anaknya sebagai generasi penerus. Selanjutnya rusaklah tatanan kehidupan masyarakat mereka. Tidak berhenti di sini, mereka juga ingin kaum wanita kita rusak, sebagaimana kaum wanita mereka rusak lahir batinnya, dan diantara langkah awal menuju itu adalah dengan mengajak kaum wanita kita-dengan berbagai cara- agar mau keluar dari rumah mereka.
Cobalah lihat secuil pengakuan orang baratsendiri, tentang sebab rusaknya tatanan masyarakat mereka berikut ini:
Lord Byron: “Andai para pembaca mau melihat keadaan wanita di zaman yunani kuno, tentu anda akan dapati mereka dalam kondisi yang dipaksakan dan menyelisihi fitrahnya, dan tentunya anda akan sepakat denganku, tentang wajibnya menyibukkan wanita dengan tugas-tugas dalam rumah, dibarengi dengan perbaikan gizi dan pakaiannya, dan wajibnya melarang mereka untuk campur dengan laki-laki lain”.
Samuel Smills: “Sungguh aturan yang menyuruh wanita untuk berkarir di tempat-tempat kerja, meski banyak menghasilkan kekayaan untuk negara, tapiakhirnya justru menghancurkan kehidupan rumah tangga, karena hal itu merusak tatanan rumah tangga, merobohkan sendi-sendi keluarga, dan merangsek hubungan sosial kemasyarakatan, karena hal itu jelasakan menjauhkan istri dari suaminya, dan menjauhkan anak-anaknya dari kerabatnya, hingga pada keadaan tertentu tidak ada hasilnya kecuali merendahkan moral wanita, karena tugas hakiki wanita adalah mengurus tugas rumah tangganya…”.
Dr. Iidaylin: “Sesungguhnya sebab terjadinya krisis rumah tangga di Amerika, dan rahasia dari banyak kejahatan di masyarakat, adalah karena istri meninggalkan rumahnya untuk meningkatkan penghasilan keluarga, hingga meningkatlah penghasilan, tapi di sisi lain tingkat akhlak malah menurun… Sungguh pengalaman membuktikan bahwakembalinya wanita ke lingkungan (keluarga)-nya adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan generasi baru dari kemerosotan yang mereka alami sekarang ini”. (lihat Majmu’ Fatawa Ibnu Baz , jilid 1, hal: 425-426)
Lihatlah, bagaimana mereka yang obyektif mengakui imbas buruk dari keluarnya wanita dari rumah untuk berkarir… Sungguh Islam merupakan aturan dan syariat yang paling tepat untuk manusia, Aturan itu bukan untuk mengekang, tapi untuk mengatur jalan hidup manusia, menuju perbaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat… Islam dan pemeluknya, ibarat terapi dan tubuh manusia, Islam akan memperbaiki keadaan pemeluknya, sebagaimana terapi akan memperbaiki tubuh manusia… Islam dan pemeluknya, ibarat UU dan penduduk suatu negeri, Islam mengatur dan menertibkan kehidupan manusia, sebagaimana UU juga bertujuan demikian…
Jadi Islam tidak mengekang wanita, tapi mengatur wanita agar hidupnya menjadi baik, selamat, tentram, dan bahagia dunia akhirat. Begitulah cara Islam menghormatiwanita, menjauhkan mereka dari pekerjaan yang memberatkan mereka, menghidarkan mereka dari bahaya yang banyak mengancam mereka di luar rumah,dan menjaga kehormatan mereka dari niatjahat orang yang hidup di sekitarnya…
Sekian jawaban kami, wallahu a’lam semoga bermanfaat dan bisa dimengerti. wassalam.

Hukum Wanita yang bekerja di luar rumah

Syaikh Abdul Aziz Bin Baz mengatakan: “Islam tidak melarang wanita untuk bekerja dan bisnis, karena Alloh jalla wa’ala mensyariatkan dan memerintahkan hambanya untuk bekerja dalam firman-Nya:
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ
“ Katakanlah (wahai Muhammad), bekerjalah kalian! maka Alloh, Rasul-Nya, dan para mukminin akan melihat pekerjaanmu “ (QS. At-Taubah:105)
Perintah ini mencakup pria dan wanita. Alloh juga mensyariatkan bisnis kepada semua hambanya, Karenanya seluruh manusia diperintah untuk berbisnis, berikhtiar dan bekerja, baik itu pria maupun wanita, Alloh berfirman (yang artinya):
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ
“ Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan jalan yang tidak benar, akan tetapi hendaklah kalian berdagang atas dasar saling rela diantara kalian ” (QS. An-Nisa:29),
Perintah ini berlaku umum, baik pria maupun wanita.
AKAN TETAPI , wajib diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan dan bisnisnya, hendaklah pelaksanaannya bebas dari hal-hal yang menyebabkan masalah dan kemungkaran. Dalam pekerjaan wanita, harusnya tidak ada ikhtilat (campur) dengan pria dan tidak menimbulkan fitnah.Begitu pula dalam bisnisnya harusnya dalam keadaan tidak mendatangkan fitnah, selalu berusaha memakai hijab syar’i, tertutup, dan menjauh dari sumber-sumber fitnah.
Karena itu, jual beli antara mereka bila dipisahkan dengan pria itu boleh, begitu pula dalam pekerjaan mereka. Yang wanitaboleh bekerja sebagai dokter, perawat, danpengajar khusus untuk wanita, yang pria juga boleh bekerja sebagai dokter dan pengajar khusus untuk pria. Adapun bila wanita menjadi dokter atau perawat untukpria, sebaliknya pria menjadi dokter atau perawat untuk wanita, maka praktek seperti ini tidak dibolehkan oleh syariat, karena adanya fitnah dan kerusakan di dalamnya.
Bolehnya bekerja, harus dengan syarat tidak membahayakan agama dan kehormatan, baik untuk wanita maupun pria. Pekerjaan wanita harus bebas dari hal-hal yang membahayakan agama dan kehormatannya, serta tidak menyebabkan fitnah dan kerusakan moral pada pria. Begitu pula pekerjaan pria harus tidak menyebabkan fitnah dan kerusakan bagi kaum wanita.
Hendaklah kaum pria dan wanita itu masing-masing bekerja dengan cara yang baik, tidak saling membahayakan antara satu dengan yang lainnya, serta tidak membahayakan masyarakatnya.
Kecuali dalam keadaan darurat, jika situasinya mendesak seorang pria boleh mengurusi wanita, misalnya pria boleh mengobati wanita karena tidak adanya wanita yang bisa mengobatinya, begitu pula sebaliknya. Tentunya dengan tetap berusaha menjauhi sumber-sumber fitnah, seperti menyendiri, membuka aurat, dll yang bisa menimbulkan fitnah. Ini merupakan pengecualian (hanya boleh dilakukan jika keadaannya darurat). (Lihat Majmu’ Fatawa Syaikh Bin Baz , jilid 28, hal: 103-109)
Keempat : Ada hal-hal yang perlu diperhatikan, jika istri ingin bekerja, diantaranya:
1. Pekerjaannya tidak mengganggu kewajiban utamanya dalam urusan dalam rumah, karena mengurus rumah adalah pekerjaan wajibnya, sedang pekerjaan luarnya bukan kewajiban baginya, dan sesuatu yang wajib tidak boleh dikalahkan oleh sesuatu yang tidak wajib.
2. Harus dengan izin suaminya, karena istriwajib mentaati suaminya.
3. Menerapkan adab-adab islami, seperti: Menjaga pandangan, memakai hijab syar’i, tidak memakai wewangian, tidak melembutkan suaranya kepada pria yang bukan mahrom, dll.
4. Pekerjaannya sesuai dengan tabi’at wanita, seperti: mengajar, dokter, perawat, penulis artikel, buku, dll.
5. Tidak ada ikhtilat di lingkungan kerjanya. Hendaklah ia mencari lingkungankerja yang khusus wanita, misalnya: Sekolah wanita, perkumpulan wanita, kursus wanita, dll.
6. Hendaklah mencari dulu pekerjaan yang bisa dikerjakan di dalam rumah. Jika tidak ada, baru cari pekerjaan luar rumah yang khusus di kalangan wanita. Jika tidak ada, maka ia tidak boleh cari pekerjaan luar rumah yang campur antara pria dan wanita, kecuali jika keadaannya darurat atau keadaan sangat mendesak sekali, misalnya suami tidak mampu mencukupi kehidupan keluarganya, atau suaminya sakit, dll.
Kelima : Jawaban pertanyaan anda sangat bergantung dengan pekerjaan dan keadaananda.
Apa suami mengijinkan anda untuk bekerja? Apa pekerjaan anda tidak mengganggu tugas utama anda dalam rumah? Apa tidak ada pekerjaan yang bisa dikerjakan dalam rumah? Jika lingkungan kerja anda sekarang keadaannya ikhtilat (campur antara pria dan wanita), apa tidak ada pekerjaan lain yang lingkungannya tidak ikhtilat? Jika tidak ada, apa anda sudah dalam kondisi darurat, sehingga apabila anda tidak bekerja itu, anda akan terancam hidupnya atau paling tidak hidup anda akan terasa berat sekali bila anda tidak bekerja? Jika memang demikian, sudahkah anda menerapkan adab-adab islami ketika anda keluar rumah? InsyaAllah dengan uraian kami di atas, anda bisa menjawab sendiri pertanyaan anda.
Memang, seringkali kita butuh waktu dan step by step dalam menerapkan syariat dalam kehidupan kita, tapi peganglah terus firman-Nya:
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
“ Bertaqwalah kepada Alloh semampumu! ” (QS. At-Taghabun:16)
dan firman-Nya (yang artinya):
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
“ Jika tekadmu sudah bulat, maka tawakkal-lah kepada Alloh! ” (QS. Al Imran:159),
Hukum Wanita yang Bekerja di Luar Rumah
dalam pelaksanaan pekerjaan dan bisnisnya, hendaklah pelaksanaannya bebas dari hal-hal yang menyebabkan masalah dan kemungkaran. Dalam pekerjaan wanita, harusnya tidak ada ikhtilat (campur) dengan pria dan tidak menimbulkan fitnah.Begitu pula dalam bisnisnya harusnya dalam keadaan tidak mendatangkan fitnah, selalu berusaha memakai hijab syar’i, tertutup, dan menjauh dari sumber-sumber fitnah
*****
Pertanyaan:
Saya ibu dengan satu bayi putri. Saya bekerja sebagai PNS di Depdiknas. Mohon nasihatnya, setelah saya belajar Islam dengan manhaj Salaful ummah ini, timbul dilema antara melanjutkan karir atau mempersiapkan diri untuk keluar dari pekerjaan dan menjadi ibu yang full time dirumah. Masalahnya adalah saya kurang pandai bekerja di rumah, sekarang ini walau tak ada pembantu saya masih bisa mengurus rumah walaupun seadanya.
Khawatirnya jika saya tetap bekerja, akan bertentangan dengan surat Al Ahzab ayat 33 bahwa tempat wanita adalah rumahnya. Mohon nasihatnya ustadz, agar ana ikhlas bekerja tanpa pembantu dan mendapatkan yang lebih baik dari sekadar khadimat dengan dzikir sebelum tidur. Namun, bolehkah saya punya khadimat ya ustadz masalahnya jadi ada non-mahram di rumah kami. Jazaakumullah Khair wa Barakallahu fikum , Wassallam
Neneng
Alamat: Jakarta Selatan
Email: nenengtxxxxx@yahoo.com
Ustadz Musyaffa Ad Darini,Lc. menjawab:
Bismillah, walhamdulillah wash shalatu wassalamu ala rasulillah, wa’ala alihi washahbihi wa man waalah, amma ba’du .
Semoga Allah mencurahkan rahmat, berkah dan taufiq-Nya kepada anda, karena semangat anda menetapi manhaj yang lurus ini, Amin. Agar lebih fokus dan mudah dipahami, jawaban pertanyaan anda kami jabarkan dalam poin-poin berikut ini:
Pertama : Islam adalah syariat yang diturunkan oleh Allah Sang Pencipta Manusia, hanya Dia-lah yang maha mengetahui seluk beluk ciptaan-Nya. Hanya Dia yang maha tahu mana yang baik dan memperbaiki hamba-Nya, serta mana yang buruk dan membahayakan mereka. Oleh karena itu, Islam menjadi aturan hidup manusia yang paling baik, paling lengkap dan paling mulia, Hanya Islam yang bisa mengantarkan manusia menuju kebaikan, kemajuan, dan kebahagiaan dunia akhirat. Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ
“ Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rosul apabila dia menyerumu kepada sesuatu (ajaran) yang memberi kehidupan kepadamu “. (QS. Al-Anfal: 24).
Allah adalah Dzat yang maha pengasih, maha penyayang dan terus mengurusi makhluk-Nya, oleh karena itu Dia takkan membiarkan makhluknya sia-sia, Allah berfirman:
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى
“ Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa ada perintah, larangan dan pertanggung-jawaban)?! ” (QS. Al-Qiyamah:36, lihat tafsir Ibnu Katsir 8/283).
Oleh karena itulah, Allah menurunkan syariat-Nya, dan mengharuskan manusia untuk menerapkannya dalam kehidupan, tidak lain agar kehidupan mereka menjadi lebih baik, lebih maju, lebih mulia, dan lebih bahagia di dunia dan di akhirat.
Kedua : Islam menjadikan lelaki sebagai kepala keluarga, di pundaknya lah tanggung jawab utama lahir batin keluarga. Islam juga sangat proporsional dalam membagi tugas rumah tangga, kepala keluarga diberikan tugas utama untuk menyelesaikan segala urusan di luar rumah, sedang sang ibu memiliki tugas utama yang mulia, yakni mengurusi segalaurusan dalam rumah.
Norma-norma ini terkandung dalam firman-Nya:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
“ Para lelaki (suami) itu pemimpin bagi para wanita (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (yang lelaki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (yang lelaki) telah memberikan nafkah dari harta mereka ” (QS. An-Nisa: 34).
Begitu pula firman-Nya:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
“ Hendaklah kalian (para istri) tetap di rumah kalian ” (QS. Al-Ahzab:33).
Ahli Tafsir ternama Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan perkataannya: “Maksudnya, hendaklah kalian (para istri) menetapi rumah kalian, dan janganlah keluar kecuali ada kebutuhan. Termasuk diantara kebutuhan yang syar’i adalah keluar rumah untuk shalat di masjid dengan memenuhi syarat-syaratnya” (Tafsir Ibnu Katsir, 6/409).
Inilah keluarga yang ideal dalam Islam, kepala keluarga sebagai penanggung jawab utama urusan luar rumah, dan ibu sebagai penanggung jawab utama urusan dalam rumah. Sungguh, jika aturan ini benar-benar kita terapkan, dan kita saling memahami tugas masing-masing, niscaya terbangun tatanan masyarakat yang maju dan berimbang dalam bidang moral dan materialnya, tercapai ketentraman lahir batinnya, dan juga teraih kebahagiaan dunia akhiratnya.
Ketiga : Bolehkah wanita bekerja?
Memang bekerja adalah kewajiban seorangsuami sebagai kepala rumah tangga, tapi Islam juga tidak melarang wanita untuk bekerja. Wanita boleh bekerja, jika memenuhi syarat-syaratnya dan tidak mengandung hal-hal yang dilarang oleh syari’at.

Sabtu, 19 Mei 2012

Tertawa sejenak

Indonesia : Kementerian Agama,
Melaysia : Kementerian Tak Berdosa (heloo…)
Indonesia : Angkatan Darat,
Melaysia : Laskar Hentak-Hentak Bumi (ga asik bgt ya)
Indonesia : Angkatan Udara,
Melaysia : Laskar Angin-Angin (untung ga laskar pelangi atau laskar kentut)
Indonesia : Pasukaaan bubar jalan !!
Melaysia : Pasukaaan cerai berai !! (talak aja sekalian)
Indonesia : Merayap
Melaysia : Bersetubuh dengan bumi (apa rasanya bersetubuh dengan bumi)
Indonesia : Rumah sakit bersalin,
Melaysia : Hospital korban lelaki (asli NGAKAK tp bener sih)
Indonesia : Belok kiri, belok kanan,
Melaysia : Pusing kiri, pusing kanan (minum bodrex makanya)
Indonesia : Departemen Pertanian
Melaysia : Departemen Cucuk Tanam (yuukmariii ke mabes nyucuk tanam kakakaka)
Indonesia : Gratis bicara 30 menit,
Melaysia : Percuma berbual 30 minit (suka2 gue dong)
Indonesia : Satpam/sekuriti,
Melaysia : Penunggu Maling (ngarep banget dimalingin ya ampe ditungguin)
Indonesia : Tank
Melaysia : Kereta Kebal (lo kira dari bantenkale ahh..)
Indonesia : Kedatangan,
Melaysia : Ketibaan (ketiban sial ? apa ketiban martil ?)
Indonesia : Rumah sakit jiwa,
Melaysia : Gubuk gila (udah gubuk, gila lagi.. Kasian banget deh..X_X)
Indonesia : Dokter ahli jiwa,
Melaysia : Dokter gila (ada ya yg mw disebut dokter gila ?Wkwkwk..)
Indonesia : Hantu pocong,
Melaysia : Hantu Bungkus (pesen atu dong bang, dibungkus)
Indonesia : Toilet,
Melaysia: Bilik Merenung (ampun deh..sekalian aja gan..)
Indonesia : Traktor,
Melaysia : Setrika Bumi. (segede apaan yakstrikanya?)
Indonesia : Joystick,
Melaysia : Batang senang (maksud lo? batang Happy?)
Indonesia : Tidur siang,
Melaysia : Petang telentang (berarti lw tidur malem “gelap tengkurep”)
Indonesia : push up
Melaysia : perkosa bumi (waaah… nafsu amet)
—————————–

Shariffa Carlo, dari Benci Berubah Cinta Islam

WASHINGTON--Sebaik-baiknya manusia berencana, Allah Yang Maha Besar yang menentukan. Demikian benang merah kisah perkenalan Shariffa Carlo dengan Islam. "Aku tahu seluk beluk tentang Islam. Tapi saat itu, aku memiliki agenda untuk menghancurkan Islam," kenang Sharifa.
Keterlibatan Shariffa dalam kelompok anti Islam boleh dibilang tidak sengaja. Saat itu, anggota kelompok itu melihat bakat dan kemampuannya seperti keahlian berdiplomasi dan menguasai isu-isu Islam dan Timur Tengah. "Orang itu lalu berkata padaku jika bergabung maka ada jaminan aku akan bekerja di kedutaan besar AS di Mesir. Dia ingin aku pergi kesana untuk berbicara dengan muslimah dan mendorong gerakan terkait hak-hak perempan," kata dia.
Saat itu, Shariffa melihat tawaran itu sungguh menarik. Belum lagi, hal yang diperjuangkan adalah perempuan. Sharifa paham betul, muslimah adalah individu tertindas. Tentu, niatan dirinya untuk membantu perjuangan para muslimah menjadi besar. "Aku ingin membawa mereka pada kebebasan," ucapnya.
Sebagai bekal pendekatan terhadap muslimah, Shariffa mulai mendalami Alquran dan sejarah Islam. Ia juga belajar bagaimana memutar balikan fakta dalam Alquran untuk tujuan tertentu. Shariffa pun menyadari apa yang dilakukannya itu kian mendekatkan dirinya dengan Islam."Aku mulai tertarik, tapi aku coba untuk menahan ketertarikan itu dengan mempelajari ajaran Kristen secara mendalam," kata Shariffa.
Niatan itu dilakukannya. Ia minta seorang teolog lulusan Harvard untuk menjadi pembimbingnya. Namun, pembimbingnya itu justru sosok yang meragukan sejumlahkepercayaan dalam kristen seperti masalah Trinitas dan kenabian Yesus.
"Diawal aku merasa ditangan yang benar, tapi ternyata profesor ini seorang yang percaya bahwa Yesus adalah seorang Nabi," kenang dia.
Shariffa pun kembali mencari penolakan atas kebenaran ini dengan mengkaji kembali isi alkitab berbahasa Yunani dan Ibrani. Ternyata, ia menemukan hal yang mengejutkan. Apa yang ia baca serupa dengan apa yang dipelajarinya.Kepercayaannya terhadap Kristen runtuh seketika. "Aku saat itu tidakbisa menerimannya, aku tetap memaksakan bahwa Kristen yang benar. Aku tidak siap menerima kebenaran Islam," katanya.
Seiring berjalannya waktu, pergulatan dalam diri Shariffa berakhir. Ia mulai untuk menerima secara perlahan kebenaran tentang Islam. Sebuah agama yang dahulu ia pergunakan untuk menyebarkan pesan kebencian. Ia pun mulai banyak berdiskusi dengan muslim.
Suatu hari, Shariffa bertemu dengan sekelompok muslim yang tengah berkunjung. Entah mengapa, Shariffa begitu berkeinginan kuat untuk bertemu dengan mereka. Ia pun terlibat diskusi tentang Islam dan Kristen. "Aku tidak lagi bisa membohongi kebenaran nyara. Aku tahu itu kebenaran sejati. Aku lalu mengambil keputusan, Alhamdulillah, aku ingin menjadi seorang muslim," kenangnya haru.
"Saat aku bersyahadat dihadapan Allah SWT, seketika aku merasakan betapa beban dalam diriku hilang seketika. Aku begitu bahagia, dan merasa bersyukur dapat menjalani sisa hidup untuk menjadi muslim," pungkasnya
Redaktur: Hafidz Muftisany
Reporter: Agung Sasongko
Share
Tweet
9.211 reads
KAMPUS ENTREPRENEUR
BNI SYARIAH
Firman Allah dalam Surah al-Hajj. Allah berfirman, "Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan), janganlah kamu memperserikatkan sesuatu pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat, dan orang-orang yang ruku dan sujud. Berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka mempersaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.al-Hajj: 26-30(HR Bukhari)

Kamis, 17 Mei 2012

Similarities between Jesus christ and Muhammad Subhanahuwata ala

Similarities between Jesus christ (Isaa 'alaihis salaam) and Prophet muhammad (peace be upon him)
1)Taught about the Oneness of God [Matthew 22:36-40 & Mark 10:18]
2)Prayed to GOD with his head on the ground (Matthew 26:39)
3) Said "Peace Be Unto You" [Shalom alaichm][Same as Assalamu alaikum] [John20:26]
4)Never drink wine as prohibited in [Proverbs 20:1] [Ephesians 5:18]
5)Never eat pork as prohibited in [Leviticus 11:7-8] [Deuteronomy 14:8]
6)Fasted [Matthew 4:2]
What these prophets said about each other?
Prophet Muhammad (peace be upon him) said, "No child is born but that, Satan touches it when it is born except Mary and her Son (jesus)." [Sahih Al-Bukhari, Volume 6, Book 60, Number 71]
Jesus christ (peace be upon him) said aboutprophet muhammad (peace be upon him)
"I have yet many things to say unto you, but ye cannot bear them now. Howbeit when he, the Spirit of truth is come, he willguide you unto all truth: for he shall not speak of himself; but whatsoever he shall hear, that shall he speak: and he will show you things to come. He shall glorify me".[John 16:12-14]
"Nevertheless I tell you the truth; it is expedient for you that I go away: for if I gonot away, the Comforter will not come unto you; but if I depart, I will send him unto you". [John 16:7]
Allah says
"And remember, Jesus, the son of Mary, said, 'O Children of Israel! I am the messenger of Allah (sent) to you, confirming the Law (which came) before me and giving glad tidings of a messenger to come after me, whose name shall be Ahmed.' But when he came to them with clear signs, they said, 'This is evident sorcery!' " [Al-Qur'an Chapter 61 Verse 6]
[Tag ur Christian Friends + Share on ur Profile]

Selasa, 15 Mei 2012

Musik yang di kecualikan part.end

Tidak diketahui ada riwayat
yang shahih dari Nabi n, yang
membolehkan umatnya
bernyanyi dengan
menggunakan rebana, kecuali
dua keadaan tersebut: pesta pernikahan dan hari-hari
raya. Wallahul muwaffiq. Peringatan Adapun hadits Abdullah bin
Buraidah, dari ayahnya,
bahwa ada seorang budak
wanita hitam datang kepada
Rasulullah n, ketika beliau n
pulang dari salah satu peperangan. Budak tersebut
berkata: “Sesungguhnya aku
pernah bernadzar untuk aku
memukul rebana di dekatmu,
jika Allah k mengembalikan
engkau dalam keadaan selamat.” Beliau menjawab:
“Jika engkau telah bernadzar,
maka lakukanlah. Dan jika
engkau belum bernadzar
maka jangan engkau
melakukannya.” Diapun mulai memukulnya. Lalu Abu Bakr
z masuk dalam keadaan dia
tetap memukulnya. Lalu
masuklah Umar z, maka dia
segera menyembunyikan
rebana tersebut di belakangnya sambil menutupi
dirinya. Maka berkata
Rasulullah n: “Sesungguhnya
setan benar-benar takut
darimu, wahai Umar. Aku
duduk di sini dan mereka ini masuk. Tatkala engkau yang
masuk, diapun melakukan
apa yang dia lakukan
tadi.” (HR. Ahmad, 5/353, Ibnu
Hibban, 10/4386, Al-Baihaqi,
10/77. Dishahihkan Al-Albani dalam Ash-Shahihah, 4/1609) Hadits ini merupakan
kekhususan bagi Rasulullah n
dan tidak diqiyaskan kepada
orang lain. Al-Albani t
berkata: “Yang nampak
bagiku bahwa nadzar wanita tersebut merupakan luapan
kegembiraan darinya dengan
kedatangan Nabi n dalam
keadaan selamat dan sehat
serta mendapat pertolongan.
Beliaupun mengampuni, sebab dia telah bernadzar
dengannya untuk
menampakkan
kegembiraannya. Hal ini
sebagai kekhususan bagi
beliau n, bukan untuk manusia seluruhnya.
Sehingga tidak boleh
dijadikan sebagai dalil
bolehnya memukul rebana
pada setiap kegembiraan.
Sebab, tidak ada yang lebih menggembirakan dari
kegembiraan atas datangnya
Nabi n.” (Silsilah Ash-
Shahihah, 4/142, At-Tahrim
hal. 124) Lantas bolehkan selain rebana
serta dimainkan oleh selain
anak-anak kecil dan wanita?
Penjelasan tentang hal ini
dapat dilihat dalam bagian
lain dari Kajian Utama ini (Bernyanyi tanpa Alat Musik ).

Musik yang di kecualikan part.2

Juga hadits yang
diriwayatkan dari
Muhammad bin Hathib z, dia
berkata: Rasulullah n
bersabda: ُّﻑُّﺪﻟﺍ ِﻝﺎَﻠَﺤْﻟﺍَﻭ ِﻡﺍَﺮَﺤْﻟﺍ َﻦْﻴَﺑ ﺎَﻣ ُﻞْﺼَﻓ
ِﺡﺎَﻜِّﻨﻟﺍ ﻲِﻓ ُﺕْﻮَّﺼﻟﺍَﻭ “Pembeda antara (hubungan)
yang haram dan yang halal
adalah menabuh rebana dan
suara dalam pernikahan.” (HR.
Ahmad, 3/418, At-Tirmidzi no.
1088, An-Nasa`i no. 3369, Ibnu Majah no. 1896. Dihasankan
Al-Albani dalam Al-Irwa`,
7/1994) Bernyanyi dan Menabuh
Rebana di Hari Raya Hal ini berdasarkan hadits
Aisyah x, ia berkata: ْﻦِﻣ ِﻥﺎَﺘَﻳِﺭﺎَﺟ ﻱِﺪْﻨِﻋَﻭ ٍﺮْﻜَﺑ ﻮُﺑَﺃ َﻞَﺧَﺩ
ِﺖَﻟَﻭﺎَﻘَﺗ ﺎَﻤِﺑ ِﻥﺎَﻴِّﻨَﻐُﺗ ِﺭﺎَﺼْﻧَﺄْﻟﺍ ﻱِﺭﺍَﻮَﺟ
ﺎَﺘَﺴْﻴَﻟَﻭ :ْﺖَﻟﺎَﻗ .َﺙﺎَﻌُﺑ َﻡْﻮَﻳ ُﺭﺎَﺼْﻧَﺄْﻟﺍ
ُﺮﻴِﻣﺍَﺰَﻣَﺃ :ٍﺮْﻜَﺑ ﻮُﺑَﺃ َﻝﺎَﻘَﻓ .ِﻦْﻴَﺘَﻴِّﻨَﻐُﻤِﺑ
ِﻪﻠﻟﺍ ِﻝﻮُﺳَﺭ ِﺖْﻴَﺑ ﻲﻓ ِﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ n؟ ِﻪﻠﻟﺍ ُﻝﻮُﺳَﺭ َﻝﺎَﻘَﻓ ،ٍﺪﻴِﻋ ِﻡْﻮَﻳ ﻲِﻓ َﻚِﻟَﺫَﻭ
n: ﺍَﺬَﻫَﻭ ،ﺍًﺪﻴِﻋ ٍﻡْﻮَﻗ ِّﻞُﻜِﻟ َّﻥِﺇ ،ٍﺮْﻜَﺑ ﺎَﺑَﺃ ﺎَﻳ ﺎَﻧُﺪﻴِﻋ
Abu Bakr masuk (ke
tempatku) dan di dekatku ada
dua anak perempuan kecil
dari wanita Anshar sedang
bernyanyi tentang apa yang
dikatakan oleh orang-orang Anshar pada masa Bu’ats
(perang besar yang terjadi di
masa jahiliah antara suku Aus dan Khazraj).” Aisyah berkata:
“Keduanya bukanlah
penyanyi.” Abu Bakr lalu
berkata: “Apakah seruling
setan di dekat Rasulullah n, di
rumah Rasulullah n?” Hal itu terjadi pada hari raya.
Rasulullah n bersabda: ‘Wahai
Abu Bakr, sesungguhnya
setiap kaum memiliki hari
raya. Dan ini adalah hari raya
kita’.” (HR. Al-Bukhari, Kitab Al-‘Iedain, Bab Sunnatul
‘Iedain li Ahlil Islam no. 909) Dalam riwayat Al-Bukhari
pula, dari Aisyah x: “Abu Bakr
z masuk ke tempat Aisyah. Di
dekatnya ada dua perempuan
kecil –pada hari-hari Mina
(hari tasyriq) – sambil memukul rebana, dalam
keadaan Nabi n menutup
wajahnya dengan bajunya.
Abu Bakr lalu membentak
mereka berdua. Maka Nabi n
menyingkap baju tersebut dari wajahnya lalu berkata:
“Biarkanlah keduanya wahai
Abu Bakr, karena
sesungguhnya ini adalah hari-
hari raya.” Waktu itu adalah
hari-hari Mina.” (HR. Al- Bukhari no. 944) Abu Ath-Thayyib Ath-Thabari
t berkata: “Hadits ini adalah
hujjah kami. Sebab Abu Bakr
menamakan hal itu sebagai
seruling setan, dan Nabi n
tidak mengingkari ucapan Abu Bakr. Hanya saja beliau n
melarang Abu Bakr
melakukan pengingkaran
keras terhadapnya karena
kebaikan beliau dalam
bergaul, apalagi pada hari raya. Sementara Aisyah x
masih anak kecil pada waktu
itu. Tetapi tidak ada
dinukilkan dari beliau
(Aisyah) setelah beliau baligh
dan mendapat ilmu kecuali celaan terhadap nyanyian.
Anak saudaranya sendiri
yang bernama Al-Qasim bin
Muhammad mencela
nyanyian dan melarang dari
mendengarnya. Dia (Al- Qasim) mengambil ilmu
darinya (Aisyah x).” (Talbis
Iblis, Ibnul Jauzi hal. 292, At-
Tahrim hal. 114) Ibnu Taimiyyah t juga berkata
dalam risalah As-Sama’ War
Raqsh (Nyanyian dan Tarian):
“Dalam hadits ini ada
penjelasan bahwa berkumpul
untuk perkara ini bukanlah kebiasaan Nabi n dan para
sahabatnya. Abu Bakr z
menamakannya sebagai
seruling setan. Nabi n
membiarkan anak-anak
perempuan cilik melakukannya dengan
menyebutkan sebab bahwa
itu adalah hari raya. Dan anak-
anak kecil diberi keringanan
bermain pada hari-hari raya,
sebagaimana terdapat dalam hadits: ‘Agar kaum musyrikin
mengetahui bahwa di dalam
agama kami terdapat
kelonggaran’.” (At-Tahrim
hal. 114-115)

Musik Yang Dikecualikan

Musik Yang Dikecualikan November 17th, 2011 by vega (ditulis oleh: Al-Ustadz Abu
Karimah Askari bin Jamal Al-
Bugisi) Pada momen atau keadaan
tertentu, bernyanyi dan
menggunakan alat musik
tertentu memang
diperkenankan. Namun
demikian hal itu tidak lantas dijadikan dalil untuk
membolehkan seluruh jenis
alat musik pada seluruh jenis
keadaan. Lihat penjelasannya. Setelah kita mengetahui nash-
nash tentang haramnya
musik secara umum, perlu
diketahui pula beberapa
keadaan yang dikecualikan. Di
antaranya: Bernyanyi Menabuh Rebana di
Waktu Acara Pernikahan Dalam hadits Rubayyi’ bintu
Mu’awwidz bin ‘Afra` x, dia
berkata: ُّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ َﺀﺎَﺟ n َّﻲَﻠَﻋ َﻲِﻨُﺑ َﻦْﻴِﺣ َﻞَﺧَﺪَﻓ ﻲِّﻨِﻣ َﻚِﺴِﻠْﺠَﻤَﻛ ﻲِﺷﺍَﺮِﻓ َﻰﻠَﻋ َﺲَﻠَﺠَﻓ
ِّﻑُّﺪﻟﺎِﺑ َﻦْﺑِﺮْﻀَﻳ ﺎَﻨَﻟ ٌﺕﺎَﻳِﺮْﻳَﻮُﺟ ْﺖَﻠَﻌَﺠَﻓ
ْﺫِﺇ ،ٍﺭْﺪَﺑ َﻡْﻮَﻳ ﻲِﺋﺎَﺑﺁ ْﻦِﻣ َﻞِﺘُﻗ ْﻦَﻣ َﻦْﺑُﺪْﻨَﻳَﻭ
ﻲِﻓ ﺎَﻣ ُﻢَﻠْﻌَﻳ ٌّﻲِﺒَﻧ ﺎَﻨﻴِﻓَﻭ :َّﻦُﻫﺍَﺪْﺣِﺇ ْﺖَﻟﺎَﻗ
ﻱِﺬَّﻟﺎِﺑ ﻲِﻟﻮُﻗَﻭ ،ِﻩِﺬَﻫ ﻲِﻋَﺩ :َﻝﺎَﻘَﻓ .ٍﺪَﻏ
َﻦﻴِﻟﻮُﻘَﺗ ِﺖْﻨُﻛ “Nabi n datang, lalu beliau
masuk tatkala acara
pernikahanku. Beliau duduk
di atas ranjangku seperti
duduknya engkau dariku.
Maka beberapa anak perempuan kecil mulai
memukul rebana sambil
menyebut kebaikan orang-
orang yang terbunuh dari
orang-orang tuaku dalam
Perang Badr. Salah seorang dari mereka ada yang
berkata: ‘Di antara kami ada
seorang Nabi, yang
mengetahui apa yang terjadi
esok hari.’ Maka Rasulullah n
bersabda: ‘Tinggalkan ucapan ini, dan ucapkanlah apa yang
tadi engkau katakan’.” (HR.
Al-Bukhari, Kitab An-Nikah,
Bab Dharbu Ad-Duf fin Nikah
wal Walimah, no. 4852) Al-Hafizh t berkata ketika
mengomentari hadits ini: “Al-
Muhallab berkata: ‘Dalam
hadits ini terdapat dalil
tentang bolehnya
mengumumkan pernikahan dengan rebana dan nyanyian
yang mubah’.” (Fathul Bari,
9/203) Hal ini dikuatkan pula dengan
hadits ‘Amir bin Sa’d z, dia
berkata: ﻲِﺑَﺃَﻭ ٍﺐْﻌَﻛ ِﻦْﺑ َﺔَﻇَﺮُﻗ ﻰَﻠَﻋ ُﺖْﻠَﺧَﺩ
ﺍَﺫِﺇَﻭ ،ٍﺱْﺮُﻋ ﻲِﻓ ِّﻱِﺭﺎَﺼْﻧَﺄْﻟﺍ ٍﺩﻮُﻌْﺴَﻣ
ﻝﻮﺳﺭ ﺎَﺒِﺣﺎَﺻ ﺎَﻤُﺘْﻧَﺃ :ُﺖْﻠُﻘَﻓ .َﻦﻴِّﻨَﻐُﻳ ٍﺭﺍَﻮَﺟ
ِﻪﻠﻟﺍ n ﺍَﺬَﻫ ُﻞَﻌْﻔُﻳ ،ٍﺭْﺪَﺑ ِﻞْﻫَﺃ ْﻦِﻣَﻭ َﺖْﺌِﺷ ﻥﺇ ،ْﺲِﻠْﺟﺍ :ﻝَﺎَﻘَﻓ ؟ْﻢُﻛَﺪْﻨِﻋ
ْﺪَﻗ ،ْﺐَﻫْﺫﺍ َﺖْﺌِﺷ ْﻥِﺇَﻭ ،ﺎَﻨَﻌَﻣ ْﻊَﻤْﺳﺎَﻓ
ِﺱْﺮُﻌْﻟﺍ َﺪْﻨِﻋ ِﻮْﻬَّﻠﻟﺍ ﻲِﻓ ﺎَﻨَﻟ َﺺِّﺧُﺭ “Aku masuk ke tempat
Quradzah bin Ka’b dan Abu
Mas’ud Al-Anshari dalam
acara pernikahan. Ternyata
ada beberapa anak wanita
kecil sedang bernyanyi. Maka aku bertanya: ‘Kalian berdua
adalah sahabat Nabi n dan
ikut dalam Perang Badr. Hal
ini (nyanyian) dilakukan di
dekat kalian?’ Maka ia
menjawab: ‘Jika engkau mau, dengarkanlah bersama kami.
Dan jika engkau mau,
pergilah. Sesungguhnya telah
dibolehkan bagi kami
bersenang-senang ketika
pernikahan.” (HR. An-Nasa`i no. 3383. Dihasankan Al-
Albani dalam Shahih Sunan
An-Nasa`i)

Jumat, 11 Mei 2012

Jesus DID NOT

The Truth Of Islam
Jesus DID NOT eat PORK [Levictus 11:7-8] Christians? They Eat. Muslims? DO NOT.

Jesus DID NOT drink ALCOHOL [Numbers 6:1-4] Christians? They Drink. Muslims? DONT.

Jesus PRAYED in PROSTRATION [Matthew 26:39] Christians? Don't. Muslims? DO.

Woman were under COVER [Genesis 24:64-5] Christians? Don't. Muslims? DO it.

Jesus greeted with PEACE BE UPON YOU (Shalem Alekhum) [John 20:19] Present day Christians say: Hi hellow. Muslims say: PEACE BE UPON YOU (As salamu 'Alaikum)

Jesus FASTED. [Genesis 4:2]. Chrstians today? Don't. Muslims: DO.

Interest PROHIBITED. [Deuteronomy 23:19] Christians? LOL. Muslims? Don't take it.

Who are the better followers of Jesus (pbuh)????

WE MUSLIMS ARE THE BETTER FOLLOWER OF JESUS (pbuh), THAN THE SO CALLED CHRISTIANS.

Senin, 07 Mei 2012

50 keistimewaan wanita shalihah part.end

34. Tidakkan putus ganjaran dari Allah kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya.

35. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suaminya melihat isterinya dengan kasih sayang akan di pandang Allah dengan penuh rahmat.

36. Jika wanita melayan suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.

37. Wanita yang melayan dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan medapat pahala jihad.

38. Jika wanita memicit suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memicit suami bila disuruh akan mendapat pahala tola perak.

39. Dari Hazrat Muaz : Mana-mana wanita yang berdiri atas dua kakinya membakar roti untuk suaminya hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api,maka diharamkan muka dan tangannya dari bakaran api neraka.

40. Thabit Al Banani berkata: Seorang wanita dari Bani Israel yang buta sebelah matanya sangat baik khidmatnya kepada suaminya. Apabila ia menghidangkan makanan dihadapan suaminya, dipegangnya pelita sehingga suaminya selesai makan. Pada suatu malam pelitanya kehabisan sumbu, maka diambilnya rambutnya dijadikan sumbu pelita. Pada keesokkannya matanya yang buta telah celik. Allah kurniakan keramat (kemuliaan pada perempuan itu kerana memuliakan dan menghormati suaminya).



41. Pada suatu ketika di Madinah, Rasulullah s.a.w. keluar mengiringi jenazah. Baginda dapati beberapa orang wanita dalam majlis itu. Baginda lalu bertanya, “Adakah kamu menyembahyangkan mayat ?” Jawab mereka,”Tidak” Sabda Baginda, “Seeloknya kamu sekelian tidak perlu ziarah dan tidak ada pahala bagi kamu. Tetapi tinggallah di rumah dan berkhidmatlah kepada suami nescaya pahalanya sama dengan ibadat-ibadat orang lelaki.

42. Wanita yang memerah susu binatang dengan ‘Bismillah’ akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.

43. Wanita yang menguli tepung gandum dengan ‘Bismillah’, Allah akan berkatkan rezekinya.

44. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di Baitullah.

45. “Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang mengeluarkan peluh ketika membuat roti, Allah akan mebinakan 7 parit diantara dirinya dengan api neraka, jarak diantara parit itu ialah sejauh langit dan bumi.”

46. “Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang, Allah akan mencatatkan untuknya perbuatan baik sebanyak utus benang yang dibuat dan memadamkan seratus perbuatan jahat.”

47. “Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang menganyam akan benang dibuatnya, Allah telah menentukan satu tempat khas untuknya di atas takhta di hari akhirat.”

48. “Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang meminyakkan rambut anaknya, menyikatnya, mencuci pakaian mereka dan mencuci akan diri anaknya itu, Allah akan mencatatkan untuknya pekerjaan baik sebanyak helai rambut mereka dan memadamkan sebanyak itu pula pekerjaan jahat dan menjadikan dirinya kelihatan berseri di mata orang-orang yang memerhatikannya.”

50. Sabda Nabi s.a.w.: “Ya Fatimah barang mana wanita meminyakkan rambut dan janggut suaminya, memotong misai dan mengerat kukunya, Allah akan memberi minum akan dia dari sungai sungai serta diringankan Allah baginya sakaratul maut dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman daripada taman- taman syurga dan dicatatkan Allah baginya kelepasan dari api neraka dan selamatlah ia melintas Titian Shirat.”


Begitu istimewanya seorang yang bernama wanita
Hormatilah, sayangilah, kasihilah mereka seperti orang tuamu mengasihi kamu.

Aamiin ya Rabbal'aalamiin

50 Keistimewaan wanita muslimah bag.3

22. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah s.w.t. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah s.w.t.

23. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.

24. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

25. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.

26. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya daripada badannya (susu badan) akan dapat satu pahala daripada tiap-tiap titik susu yang diberikannya.

27. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempoh (2 1/2 tahun), maka malaikat-malaikat di langit akan khabarkan berita bahawa syurga wajib baginya.

28. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.

29. Wanita yang habiskan malamnya dengan tidur yang tidak selesa kerana menjaga anaknya yang sakit akan mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba.

30. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.






31. Apabila seorang wanita mencucikan pakaian suaminya, maka Allah mencatatkan baginya seribu kebaikan, dan mengampuni dua ribu kesalahannya,bahkan segala sesuatu yang disinari sang suria akan meminta keampunan baginya, dan Allah mengangkatkannya seribu darjat untuknya.

32. Seorang wanita yang solehah lebih baik daripada seribu orang lelaki yang tidak soleh, dan seorang wanita yang melayani suaminya selama seminggu, maka ditutupkan baginya tujuh pintu neraka dan dibukakan baginya lapan pintu syurga, yang dia dapat masuk dari pintu mana saja tanpa dihisab.

33. Mana-mana wanita yang menunggu suaminya hingga pulanglah ia, disapukan mukanya, dihamparkan duduknya atau menyediakan makan minumnya atau merenung ia pada suaminya atau memegang tangannya, memperelokkan hidangan padanya,memelihara anaknya atau memanfaatkan hartanya pada suaminya kerana mencari keredhaan Allah, maka disunatkan baginya akan tiap-tiap kalimah ucapannya,tiap-tiap langkahnya dan setiap renungannya pada suaminya sebagaimana memerdekakan seorang hamba. Pada hari Qiamat kelak, Allah kurniakan Nur hingga tercengang wanita mukmin semuanya atas kurniaan rahmat itu. Tiada seorang pun yang sampai ke mertabat itu melainkan Nabi-nabi.

50 keistimewaan wanita muslimah bag. 2

bahkan Allah Ta’ala mengangkatnya ke atas darjat, seperti darjatnya 40 orang mati syahid, apabila dia selalu berzikir kepada Allah selama haidhnya.

8. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah s.a.w.) di dalam syurga.

9. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ehsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa taqwa serta bertanggung jawab, maka baginya adala syurga.

10. Daripada Aisyah r.ha. “Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.”


11. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.

12. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

13. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

14. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan meredhainya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).

15. Aisyah r.ha. berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah s.a.w. siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ?” Jawab baginda, “Suaminya” “Siapa pula berhak terhadap lelaki ?” Jawab Rasulullah s.a.w. “Ibunya”.

16. Seorang wanita yang apabila mengerjakan solat lima waktu, berpuasa wajib sebulan (Ramadhan), memelihara kehormatannya serta taat kepada suaminya, maka pasti akan masuk syurga dari pintu mana saja yang dia kehendaki.



17. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah s.w.t. memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya(10,000 tahun).

18. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah s.w.t. mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

19. Dua rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.

20. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.

21. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.

50 keistimewaan wanita

50 Keistimewaan Wanita*~

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sekadar renungan buat insan yang bergelar wanita. Ketahuilah betapa istimewanya menjadi wanita. Betapa bertuahnya menjadi wanita. Bersyukurlah kerana menjadi wanita. Bacalah risalah ini dengan niat untuk diamalkan dan sampaikan kepada mereka yang lain. Insya Allah


1. Doa wanita lebih maqbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulallah s.a.w. akan hal tersebut, jawab baginda: “Ibu lebih penyayang daripada bapa

dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”

2. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1,000 orang lelaki yang tidak soleh.

3. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.

4. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 lelaki soleh.

5. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, darjatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah s.w.t. dan orang yang takutkan Allah s.w.t. akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

6. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedakah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail a.s.

7. Tidaklah seorang wanita yang haidh itu, kecuali haidhnya merupakan kifarat (tebusan) untuk dosa-dosanya yang telah lalu, dan apabila pada hari pertama haidhnya membaca

“Alhamdulillahi’alaa Kulli Halin Wa Astaghfirullah Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan dan aku mohon ampun kepada Allah dari segala dosa.”; maka Allah menetapkan dia bebas dari neraka dan dengan mudah melalui shiratul mustaqim yang aman dari seksa,

Keutamaan dan kekuatan berdzikir

Assalamualaikum warohmatullohi wa barokaatuh

Barangsiapa membaca tasbih (Subhanallah) pada tiap-tiap selesai sholat, sebanyak 33 kali, membaca hamdalah (Alhamdulillah) sebanyak 33 kali, dan membaca Allahu Akbar sebanyak 33 kali dan untuk menyempurnakan menjadi 100 membaca : Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalahu, lahul mulku walahul hamdu, wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir, maka diampunkan dosanya meskipun dosanya sebanyak buih di laut.
(HR. Muslim)

KEUTAMAAN DAN KEKUATAN BERDZIKIR

Keutamaan berdzikir kepada Allah Subhanahu Wata'ala. di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah :

Keutamaan berdzikir adalah Allah Subhanahu Wata'ala. senantiasa mengingat hamba-hambaNya yang sedang berdzikir kepadaNya, seperti yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Apabila kita senantiasa berdzikir kepada Allah Subhanahu Wata'ala., akan dapat menambah keyakinan, menanamkan keagungan Allah di hati dan kalbu, menambah taqwa, ketaatan, keimanan dan menghindarkan diri dari perbuatan dosa.

Dzikir merupakan suatu amal yang dicintai Allah Subhanahu Wata'ala., mengingat dan menyebut nama Allah untuk mendekatkan diri kepada Allah, memperoleh ketentraman batin dan dapat menyelamatkan dari bencana di dunia maupun di akhirat.

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”
(QS. al-A’raaf[7]:205)

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”
(QS. al-Baqarah[2]: 152)

“Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dia-lah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”
(QS. al-Ahzaab [33]:41-42-43)

Tidak ada suatu kaum yang duduk dalam suatu majelis sambil berdzikir kepada Allah, pasti mereka dikelilingi para malaikat dan diliputi rahmat, dan diturunkan kepada mereka ketenangan dan Allah selalu ingat kepada mereka di mana mereka berada.
(HR. Muslim)

senyum santun erat ukhuwah semuga ada manfaat...

Minggu, 06 Mei 2012

Why Salafi the best way?

A people will appear who will recite the Qur`an and say: ‘Who recites (better) than us? Who knows more than us? Who has more understanding than us?’ Then the Prophet (sallallaahu ‘alayhi wasallam) said to his companions: ‘Is there any good from these people?’ They said: ‘Allaah and His Messenger know best.’ The Prophet (sallallaahu ‘alayhi wasallam) said: ‘These ones are from you, from this Ummah, and they are fuel for the fire.’” [Imaam Al-Albaanee
(rahimahullaah) Declared
this hadeeth Hasan
Li-Ghayrihee-Saheeh
At-Targheeb Wat-Tarheeb:
Number: 135] —
"The best of mankind is my generation, then those who follow them, then those who follow them. Then there will come people where bearing witness of one of them will precede his taking an oath and his taking an oath will be his bearing witness."

[Reported by Imaam Ahmad ibn Hanbal in the 'Musnad', 'Al-Bukhaaree', and Muslim]*


"Whoever treads on a path in search of Islamic knowledge, Allah will ease the way to Paradise for him. The angels will lower their wings, pleased with this seeker of knowledge, and everyone in the heavens and on earth will ask forgiveness for the knowledgeable person, even the fish in the deepest of waters will ask for his forgiveness” [Abu Dawud, Ibn Majah, Tirmidhi # 2835-sahih hadith]

“He whom death overtakes while he is engaged in acquiring knowledge with a view to reviving Islam with the help of it, there will be one degree between him and the Prophets in Paradise .” [Al-Tirmidhi Hadith no. 249. Narrated by Al-Hasan al-Basri]

Keutamaan Puasa Senin Kamis part . Two

Dan ketika di tanya tentang puasa senin dan kamis, Beliau juga bersabda khususnya pada hari senin :

ذاك يوم وُلدتُ فيه وأُنزلَ عليَّ فيه

Artinya : "Hari itu aku di lahirkan dan pada hari itu (pula) wahyu di turunkan kepadaku." (HR Muslim)

Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- tidak mensyaratkan bahwa harus di lakukan pada senin dan kamis dan tidak boleh melewatkan salah satu hari tersebut. akan tetapi senin adalah amalan tersendiri dan kamis pun begitu, karena beliau mengatakan bahwa (pahala) amalan di angkat pada hari senin dan kamis.

Niat Puasa Senin dan Kamis

Adapun niat adalah niat hendak puasa senin atau kamis. dan niat di lakukan sebelum fajar hari senin atau kamis. dan pada puasa sunnah di perbolehkan niat pada tengah-tengah hari. di riwayatkan dari 'Aisyah -radhiallahu 'anha- berkata :

كان رسولُ الله -صلى الله عليه وسلم- إِذا دخل عليَّ قال : هل عندكم طعام؟ فإذا قلنا : لا ، قال : إني صائم

Artinya : "Ketika Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- masuk kepadaku dan bertanya : apakah engkau memiliki makanan? aku berkata : tidak, beliau berkata : berarti aku puasa." (HR Abu Daud)

Adapun tempatnya niat adalah di dalam hati, dan tidak ada lafadz niat puasa senin kamis yang di riwayatkan dari Nabi -sholallahu 'alaihi wasallam-.

Keutamaan Puasa Senin Kamis

Banyak sekali keutamaan yang terdapat dalam puasa senin dan kamis. berikut adalah beberapa keumataan yang terdapat pada puasa senin kamis, dan puasa sunnah lainnya.

Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

إن في الجنة بابًا يقال له: الريان، يدخل منه الصائمون يوم القيامة لا يدخل منه أحد غيرهم. يقال: أين الصائمون؟ فيقومون لا يدخل منه أحد غيرهم، فإذا دخلوا أغلق فلم يدخل منه أحد

Artinya : "Sesungguhnya di surga ada satu pintu yang namanya "Ar-Rayyan," yang akan di masuki oleh orang-orang yang sering berpuasa kelak pada hari kiamat, tidak akan masuk dari pintu itu kecuali orang yang suka berpuasa. di katakan : manakah orang-orang yang suka berpuasa? maka mereka pun berdiri dan tidak masuk lewat pintu itu kecuali mereka, jika mereka telah masuk, maka pintu itu di tutup sehingga tidak seorang pun masuk melaluinya lagi." (HR Bukhori dan Muslim)

عن عائشة ـ رضي الله عنها ـ أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يتحرى صيام الاثنين والخميس

Artinya : "Dari 'Aisyah -radhiallahu 'anha- : bahwa Nabi -sholallahu 'alaihi wasallam- sering melakukan puasa senin dan kamis." (HR Ibnu Majah, At-Tirmidzi dan An-Nasai)

Puasa sunnah merupakan janji seorang muslim untuk Rabbnya bahwa ketaatan itu akan terus berlangsung dan tidak hanya pada bulan Ramadhan saja, bahwa kehidupan ini secara keseluruhannya adalah ibadah. Dengan demikian puasa itu tidak berakhir dengan berakhirnya bulan Ramadhan, tetapi puasa itu terus disyari'atkan sepanjang tahun. Maha benar Allah subhanahu wata’ala yang telah berfirman, “Katakanlah, "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” (QS. 6:162)

Puasa sunnah menjadi sebab timbulnya kecintaan Allah subhanahu wata’ala kepada hamba-Nya serta sebab terkabulnya doa, terhapusnya kesalahan-kesalahan, berlipatgandanya kebaikan kebaikan, tingginya derajat serta sebab keberuntungan mendapatkan surga yang penuh dengan kenikmatan.

Puasa sunnah dapat dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Rabb-Nya, karena membiasakan diri berpuasa di luar puasa Ramadhan merupakan tanda diterimanya amal perbuatan, insya Allah. Hal ini karena Allah subhanahu wata’ala jika menerima amal seorang muslim maka dia akan memberikan petunjuk kepadanya untuk mengerjakan amal shalih setelahnya.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa pada hari Senin maka beliau bersabda, "Itu adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus sebagai Nabi, atau hari diturunkannya al-Qur'an kepadaku."

Di dalam riwayat yang bersumber dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata, "Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa menjaga puasa Senin dan Kamis. (HR. Lima Imam ahli hadits, kecuali Abu Dawud).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Amal-amal itu diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku senang jika amalku ditampakkan pada saat aku sedang berpuasa." (HR at-Tirmidzi)
KEUTAMAAN PUASA SENIN DAN KEMIS

Puasa adalah amalan yang sangat utama. Dengan puasa seseorang akan terlepas dari berbagai godaan syahwat di dunia dan terlepas dari siksa neraka di akhirat. Puasa pun ada yang diwajibkan dan ada yang disunnahkan. Setelah kita menunaikan yang wajib, maka alangkah bagusnya kita bisa Menyempurnakannya dengan amalan yang sunnah. Ketahuilah bahwa puasa sunnah na...ntinya akan menambal kekurangan yang ada pada puasa wajib. Oleh karena itu, amalan sunnah sudah sepantasnya kita lakukan.

Puasa hari senin dan kamis adalah termasuk amalan sunnah yang di lakukan Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-. banyak keutamaan-keutamaan yang terdapat di dalamnya seperti puasa-puasa sunnah yang lainnya. khususnya senin adalah hari dimana Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- di lahirkan dan di turunkan wahyu kepadanya. dan juga bahwa hari senin dan kamis adalah hari dimana amalan seorang hamba di angkat.

Dalil Puasa Senin-Kamis

Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya.

Dari ’Aisyah, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah. Rasul shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab,

أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ

”Amalan yang rutin (kontinu), walaupun sedikit.”

’Alqomah pernah bertanya pada Ummul Mukminin ’Aisyah, ”Wahai Ummul Mukminin, bagaimanakah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam beramal? Apakah beliau mengkhususkan hari-hari tertentu untuk beramal?” ’Aisyah menjawab,

لاَ. كَانَ عَمَلُهُ دِيمَةً وَأَيُّكُمْ يَسْتَطِيعُ مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَسْتَطِيعُ

”Tidak. Amalan beliau adalah amalan yang kontinu (rutin dilakukan). Siapa saja di antara kalian pasti mampu melakukan yang beliau shallallahu ’alaihi wa sallam lakukan.”

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ
الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”” (HR. Muslim no. 1151)

Dalam riwayat lain dikatakan,

قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ ، فَإِنَّهُ لِى

“Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku”.” (HR. Bukhari no. 1904)
Dalam riwayat Ahmad dikatakan,

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلُّ الْعَمَلِ كَفَّارَةٌ إِلاَّ الصَّوْمَ وَالصَّوْمُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ

“Allah ‘azza wa jalla berfirman (yang artinya), “Setiap amalan adalah sebagai kafaroh/tebusan kecuali amalan puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya”.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim)

Dari Abu Qotadah Al Anshori radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab,

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ

“Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.”

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ

“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.”

Dari ‘Aisyah, beliau mengatakan,

إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari senin dan kamis.”

Tata Cara Puasa Senin Kamis

Banyak dari kita menyangka bahwa puasa senin dan kamis harus di lakukan pada dua-duanya. sehingga ketika telah berpuasa senin dan tertinggal pada hari kamisnya, berpikiran bahwa puasanya tidak sah.

Cara puasa senin kamis adalah seperti puasa sunnah pada umumnya. dan yang perlu di ketahui adalah bahwa hari senin adalah amalan tersendiri, dan hari kamis adalah amalan tersendiri. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

تعرض الأعمال يوم الاثنين والخميس، فأحب أن يعرض عملي وأنا صائم

Artinya : "(pahala) Amalan di angkat pada hari senin dan kamis, maka aku menyukai jika ketika amalanku di angkat aku dalam keadaan berpuasa." (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Rabu, 02 Mei 2012

Kejadian 9 September 2001 ada di Al Quran? Part.end

Penemuan menarik juga dikemukakan dan ditulis oleh berbagai blog di internet. Yakni tentang salah satu kode penerbangan pesawat yang menabrak WTC. Pesawat tersebut berkode penerbangan Q33NY.
Entah bagaimana mulanya mereka kemudian mengutak-atik nomor tersebut dengan menggunakan salah satu fungsi pengganti huruf di Microsoft Word, jika kode Q33NY tersebut di lihat atau diganti dengan tipe huruf Wingdings maka hasilnya adalah : gambar pesawat menghantam dua bangunan dengan gambar tengkorak dan lambang bendera Israel. (Bisa Anda coba sendiri).
Jadi Hancurnya WTC ialah hasil buah mereka sendiri atas perbuatan mereka yang zhalim, sesungguhnya Allah SWT adalah tuhan yang mengetahui segalanya, tak ada yang mungkin bagi dia Kunfayaqun, maka jadilalah. Wallahu A’lam.

~*~ KEHANCURAN GEDUNG WTC ADA DI DALAM AL-QUR’AN?

•*~
KEHANCURAN GEDUNG WTC ADA DI DALAM AL-QUR’AN?
Siapa sangka Kejadian 11 september 2001 ini terdapat dalam Al-Quran. Ternyata Allah telah memberikan kabarnya 14 abad yang lalu tanpa diketahui oleh manusia. Ini adalah salah satu mukjizat Al-Qur’an yang telah membuktikan kejadian pada masa yang akan datang.
Tragedi WTC ada dalam Surah At-Taubah Ayat 109 :
ôأَفَمَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى تَقْوَى مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ خَيْرٌ أَمْ مَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَانْهَارَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka jahannam. dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang- orang yang zalim”.
Pada Surah At-Taubah di atas telah disebutkan kata ditepi jurang yang runtuh yang dalam arabnya “JURUFIN HAR”. ulama tafsir dulu menterjemahakan kata ini sebagai “tepi jurang yang runtuh”, ternyata 14 abad kemudian kata tersebut menjadi nama sebuah jalan dikota New York tempat berdirinya WTC, yaitu : Jalan JERF HAR.
Kita ingat kejadian Gedung WTC runtuh pada tanggal 11-9-2001. Mari kita lihat beberapa kesamaan (yang mestinya bukan hanya kebetulan semata-mata) :
Tanggal 11 adalah tanggal terjadinya tragedi WTC , apakah suatu kebetulan bila surat At-Taubah terletak pada juz ke-11.
Bulan terjadinya tragedi itu adalah bulan September (bulan ke-9), apakah secara kebetulan jika surat At-Taubah berada pada urutan ke-9 dari Alquran.
Tahun terjadinya tragedi itu adalah tahun 2001 , apakah secara kebetulan pula bila jumlah huruf dalam surat At-Taubah terdiri dari 2001 huruf.
Jumlah tingkat di gedung WTC ada 109 tingkat, sekali lagi apakah mungkin kebetulan berulang sampai 4 kali, jika hal tersebut sudah tertulis dalam Surah At-Taubah ayat 109.
Sungguh benarlah firman-Mu :
سَنُرِيهِمْ آَيَاتِنَا فِي الْآَفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar”. (QS. Al-Fushshilat ayat 53).
Mulai dari rumor, isu, gosip, dugaan, hingga berbagai analisis dikemukakan, tapi sampai sekarang tragedi WTC 9/11 tetap menjadi misteri yang belum terungkap.
Meski pemerintah AS telah menetapkan pelakunya (tewas bersama pesawat tersebut) dan mengindikasikan sang aktor intelektual adalah Osama Bin Laden, namun masih banyak kalangan yang sangsi bahwa Bin Laden benar-benar berada dibalik aksi serangan mematikan itu. Terlepas dari pengakuan Osama Bin Laden yang mengaku bertanggung jawab pasca tragedi itu terjadi.
Yang menarik, tragedi ini juga dicermati oleh para pemerhati numerologi dan pemerhati simbol-simbol di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Beberapa kalangan malahan yakin bahwa angka-angka atau simbol-simbol yang mengiringi tragedi 9/11, bukanlah kebetulan belaka, melainkan sudah dirancang. Setelah ditelusuri, angka 11 ternyata banyak sekali terdapat di seputar tragedi 9/11. Contohnya berikut ini, :
WTC terletak di “New York City”, huruf dalam tulisan kota ini berjumlah 11
New York adalah negara bagian AS dengan nomor urut ke 11
Bentuk gedung menara kembar WTC membentuk angka 11
WTC memiliki julukan “Sky****pers” jumlahnya hurufnya juga 11
Jumlah lantai di masing-masing gedung WTC adalah 110 lantai (11 + 0 = 11)
Tragedi terjadi pada tanggal 11 September (9) hingga kalau digabung menjadi 1 + 1 + 9 = 11
Negara pertama yang menjadi sasaran dan soroton Amerika adalah Afghanistan, jumlah hurufnya juga 11
Pesawat terbang yang pertama kali menabrak gedung WTC, menurut data mengangkut 92 orang penumpang. Jika dijumlah angka 9 + 2 hasilnya 11.
Pesawat kedua yang menyusul menabrak gedung WTC, menurut data mengangkut 65 penumpang. Jika angka 65 dijumlahkan menjadi : 6 + 5 = 11
Seluruh penumpang pada keempat pesawat yang menyerbu AS pada 9/11 berjumlah 254 orang, jika ketiga angka ini dijumlahkan menjadi, 2 + 5 + 4 = 11
Dan pada terjadinya serangan tersebut adalah hari ke 254 hari kalender dalam satu tahun, jika dihitung 2 + 5 + 4 = 11
Seberapa ngerinya-kah angka 11 ini, hingga secara sengaja atau tidak, menjadi angka paling dekat dengan tragedy 9/11?
Pendiri Gereja Setan (GS) Anton LaVey, memilih angka 11 ketika dirinya menyusun 11 Pasal Setan di Bumi (The Eleven Satanic Rules of The Earth).
Dalam ilmu astrologi, angka 11 biasanya menunjukkan Pemimpin. Angka 11 juga merepresentasikan dosa, pelanggaran, dan resiko.
Jika angka 10 melukiskan kesempurnaan, maka angka 11 menyimbolkan sesuatu yang lebih sempurna. Jika dipisah ( 1 + 1 = 2 ) maka akan ditemukan sebuah dualitas yang saling berhadapan : Lucifer Dan Tuhan.

maraknya pornografi dan zina tanda semakin dekatnya kiamat.Part 2

Hadits ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada di zaman kita saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini. Kerusakan seperti ini tidak muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena sucinya zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup.[3] Wahai Rabbku. Dan zaman ini lebih nyata lagi terjadi dan kerusakannya lebih parah.

Tersebarnya Zina di Jalan-Jalan

Ini mungkin belum nampak di negeri kita, namun sering kita mendengar hal ini terjadi di negeri barat. Tetapi siapa sangka kalau perbuatan semacam ini juga bisa terjadi di negeri kita, 10 atau 20 tahun lagi. Sebagian orang saja ada yang berani-berani merekam perbuatan bejatnya bersama wanita zinanya. Maka mungkin saja, zina di jalan-jalan dapat terjadi.

Dari Abdullah bin Umar, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sampai orang-orang bersetubuh di jalan-jalan seperti layaknya keledai.” Aku (Ibnu ‘Umar) berkata, “Apa betul ini terjadi?”. Beliau lantas menjawab, “Iya, ini sungguh akan terjadi”.[4]

Semoga mereka yang masih memiliki hati nurani, yang masih tertarik memperhatikan ajaran nabinya bisa sadar dan kembali ke jalan yang benar. Semoga Allah meneguhkan keimanan umat ini dari berbagai musibah yang ada. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu untuk dapat melakukan amalan kebaikan dan kami meminta perlindungan pada-Mu dari berbagai kemungkaran. Amin Ya Mujibbas Sailin.



Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel http://rumaysho.com/

maraknya pornografi dan zina tanda semakin dekatnya kiamat

maraknya pornografi dan zina tanda semakin dekatnya kiamat



Semakin maju zaman, semakin banyak kerusakan. Semakin maju teknologi, semakin banyak pula maksiat di mana-mana. Itulah yang terjadi di zaman kita saat ini. Hal ini dapat kita saksikan dari bagaimana seorang wanita berbusana. Ada wanita yang memakai pakaian tanpa penutup kepala (baca: jilbab muslimah). Ada pula yang suka memakerkan betisnya. Di akhir zaman, perbuatan zina pun tersebar di mana-mana.

Tidak sedikit kita mendengar, ada yang menikah namun sudah berisi lebih dulu (alias: hamil di luar nikah). Bahkan di kalangan pelajar sudah tersebar virus yang merusak ini. Tidak sedikit di antara mereka yang melakukan perzinaan di usia dini. Dan satu lagi yang membuat resah adalah tersebarnya video dan gambar porno di tengah-tengah masyarakat. Bahkan diceritakan bahwa yang berperan dalam video tersebut bukan hanya orang dewasa, namun remaja-remaja SMP pun ada yang memerankannya. Yang sangat tragis lagi adalah belakangan ini. Sebagian kalangan malah ingin mendatangkan bintang film porno asal Jepang yang sudah melanglang buana ke mana-mana. Tidak tahu untuk maksud apa mereka mengundangnya. Anehnya, jika ada yang berpenampilan Islami seperti berjenggot di jalan, sebagian orang akan mengejek dan menuduh teroris atau mengatakan bahwa orang seperti ini adalah anak buahnya Noordin M Top. Namun untuk bintang porno yang satu ini, malah dibela mati-matian untuk mampir ke Indonesia. Sungguh aneh.

Itulah beberapa fenomena yang terjadi di zaman kita ini. Fenomena-fenomena di atas jika kita menilik dalam kitab-kitab hadits merupakan isyarat bahwa hancurnya dunia ini memang semakin dekat, tinggal menunggu waktu. Hanya orang yang memiliki hati saja yang bisa mengambil pelajaran. Simak bukti-bukti berikut.

Di Akhir Zaman, Akan Semakin Marak Perzinaan

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan pada Qotadah, “Sungguh aku akan memberitahukan pada kalian suatu hadits yang tidak pernah kalian dengar dari orang-orang sesudahku. Kemudian Annas mengatakan,

مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَقِلَّ الْعِلْمُ ، وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا ، وَتَكْثُرَ النِّسَاءُ وَيَقِلَّ الرِّجَالُ ، حَتَّى يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً الْقَيِّمُ الْوَاحِدُ

“Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, merebaknya perzinaan, wanita akan semakin banyak dan pria akan semakin sedikit, sampai-sampai salah seorang pria bisa mengurus (menikahi) 50 wanita (karena kejahilan orang itu terhadap ilmu agama).”[1]



Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”[2] Mengenai hadits ini, silakan lihat penjelasannya di sini.

Selasa, 01 Mei 2012

Adab bergaul part 3

Jangan meremehkan musuh-musuhmu karena mereka mempunyai tipu daya yang tersembunyi dan kewajibanmu hanyalah bergaul dan berbuat baik
kepada mereka secara zhahir. Dan termasuk di antara mereka adalah orang-orang yang dengki maka tidak pantas mereka mengetahui nikmat yang kamu dapatkan. Dan sesungguhnya Al Ain itu haq sedangkan bergaul dengan mereka secara zhahir itu harus." (Al Hujjah 1/304)

Asy Syathibi berkata :
"Asal kerusakan ini --yaitu mencerca Salafus Shalih-- datang dari Khawarij merekalah yang pertama melaknat Salafus Shalih bahkan mengkafirkan shahabat --radliyallahu anhum ajmaiin-- dan perbuatan yang seperti ini semuanya menimbulkan permusuhan dan kebencian." (Al I'tisham 1/158)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata :
"Tidak ada seorangpun yang berhak menjadikan orang tertentu sebagai panutan lalu mengajak manusia ke jalan (madzhabnya), bersikap loyal dan memusuhi di atas jalan itu selain Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan tidak pula ada yang berhak melahirkan ucapan yang dijadikan pegangan (pedoman) untuk bersikap loyal dan memusuhi selain Kalam Allah dan ucapan Rasul-Nya dan apa yang telah disepakati oleh ummat (shahabat). Sebab hal itu tidak lain merupakan perbuatan ahli bid'ah yang senang mengangkat orang tertentu dan melontarkan suatu perkataan yang justru pada akhirnya memecah belah ummat. Mereka menyerahkan loyalitasnya demi pendapat tersebut atau yang mereka nisbatkan (sandarkan) diri mereka kepadanya dan memusuhi orang lain demi membela pendapat dan penisbatan tersebut." (Majmu' Fatawa 20/164)

Umar bin Abdul Aziz berkata :
"Jika kamu lihat satu kaum berbisik-bisik dengan satu urusan tanpa diikuti (diketahui) oleh khalayak ramai berarti mereka di atas landasan kesesatan." (Ad Darimy 1/103 nomor 307)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata :
"Adapun jika mereka berpindah dari satu madzhab ke madzhab lainnya karena perintah agama misalnya telah jelas baginya keterangan yang lebih kuat lalu ia kembali berpegang dengan pendapat yang ia pandang lebih dekat kepada apa yang dimaukan Allah dan Rasul-Nya maka ia diberi pahala dengan sikap yang demikian akan tetapi wajib bagi setiap orang untuk tidak menyimpang atau mengikuti siapapun yang menyelisihi hukum Allah dan Rasul-Nya apabila telah jelas baginya ketetapan Allah dan Rasul-Nya. Karena sesungguhnya Allah telah mewajibkan ketaatan kepada Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam di atas ketaatan kepada siapapun dan dalam keadaan bagaimanapun." (Fatawa Al Kubra 5/96)

Umar bin Al Khaththab berkata :
"Sesungguhnya saya benci kepada orang yang berjalan sia-sia yaitu tidak karena urusan dunia dan tidak pula akhirat." (Adabus Syariah 3/588)

Ibnu Mas'ud berkata :
"Sungguh saya benar-benar membenci orang yang kosong tidak beramal untuk dunia dan tidak pula untuk akhirat." (Bayan Fadlli Ilmis Salaf halaman 38)

Adab dalam bergaul.end

Umar bin Abdul Aziz berkata :
"Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu (Salafus Shalih) itu berhenti di atas dasar ilmu dengan bashirah yang tajam (menembus) mereka, menahan (dirinya), dan mereka lebih mampu dalam membahas sesuatu jika mereka ingin membahasnya." (Bayan Fadlli Ilmis Salaf 38)

Ibnu Rajab berkata :
"Dan sungguh orang yang datang belakangan lebih banyak terfitnah dalam perkara ini. Mereka menyangka bahwa orang yang banyak ucapannya, debatnya ataupun bantahannya dalam masalah agama adalah orang yang paling berilmu dibanding orang yang tidak seperti itu maka ini sesungguhnya benar-benar kebodohan yang murni, coba perhatikan para pembesar shahabat dan ulama mereka seperti Abu Bakr, Umar, Aly, Mu'adz, Ibnu Mas'ud, dan Zaid bin Tsabit radliyallahu anhum, bagaimana keadaan mereka padahal ucapan mereka lebih ringkas dari ucapan Ibnu Abbas dan mereka jelas lebih alim dibanding Ibnu Abbas. Begitu pula dengan para tabi'in, ucapan mereka lebih banyak daripada ucapan para shahabat sedangkan para shahabat lebih alim dibandingkan mereka juga para tabi'ut tabi'in, ucapan mereka lebih banyak daripada ucapan para tabi'in namun para tabi'in lebih alim (berilmu) dari mereka. Jadi jelaslah bahwa ilmu tidak diukur dengan banyaknya periwayatan apalagi pendapat akan tetapi ilmu itu adalah cahaya yang
diletakkan Allah di dalam hati seorang hamba sehingga ia dapat mengenal yang haq dan membedakannya dari yang bathil serta mampu menerangkan yang haq itu dengan ungkapan-ungkapan yang ringkas dan tepat menurut tujuannya."

Begitu pula para ulama Rabbani seperti Syaikh Al Allamah Abdul Aziz bin Baaz, Al Albani, Al Utsaimin, dan Syaikh Shalih Al Fauzan. Ucapan mereka lebih ringkas dibandingkan ucapan orang-orang yang menjuluki diri sendiri sebagai dai padahal mereka memenuhi isi kaset ceramah mereka dengan berbagai ungkapan yang panjang lebar (bertele-tele, pent.) sedangkan beliau-beliau ini jauh lebih alim daripada mereka.

Ibnu Rajab berkata :
[ Maka wajib diyakini bahwa tidaklah setiap orang yang luas pembahasan dan perkataannya dalam masalah ilmu lebih alim dari orang yang tidak demikian keadaannya. Dan sungguh kita pernah diuji dengan kebodohan sebagian manusia yang meyakini bahwa luasnya pembahasan orang-orang yang datang belakangan menunjukkan mereka lebih berilmu daripada orang-orang yang terdahulu. [Seperti ungkapan mereka : "Perkataan Khalaf (orang-orang yang datang belakangan itu lebih berhikmah (ahkam), berilmu (a'lam) dan lebih selamat (aslam). Tidakkah mereka tahu apa bedanya bintang tsurayya dan apa yang di bawah (tahta) ats tsara?? Setiap kebaikan (hanya) dengan mengikuti Salaf, pent.] ]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata :
"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan madzhab Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya madzhab Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran." (Al Fatawa 4/149)

(Sumber : kitab Lamudduril Mantsur minal Qaulil Ma'tsur, karya Syaikh Abu Abdillah Jamal bin Furaihan Al Haritsi. Edisi Indonesia Kilauan Mutiara Hikmah Dari Nasihat Salaful Ummah, Diterjemahkan oleh Ustadz Idral Harits, Pengantar Ustadz Muhammad Umar As Sewwed)
Diriwayatkan dari Aly bin Abi Thalib bahwa ia berkata :
[ Di antara hak-hak orang yang berilmu yang harus kamu penuhi adalah jika kamu mendatanginya berilah salam khusus untuknya lalu untuk seluruhnya kemudian duduklah di hadapannya dan jangan memberi isyarat dengan tanganmu dan jangan memandangnya dengan remeh dan jangan berkata : "Si Fulan mengatakan pendapat yang berbeda dengan pendapat Anda!" Dan jangan menarik pakaiannya, jangan mendesak dalam bertanya karena sesungguhnya kedudukannya bagaikan kurma yang masih basah yang akan selalu jatuh kepadamu. ]

Imam An Nawawi berkata :
"Dalam hadits ini [sikap Ibnul Mughaffal yang meninggalkan shahabatnya yang menolak (tetap melempar) sesudah dilarangnya padahal telah disampaikannya sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam] terdapat pelajaran tentang bolehnya meninggalkan ahli bid'ah dan kefasikan serta orang-orang yang menolak As Sunnah padahal ia telah mengetahuinya. Bahkan sesungguhnya boleh pula meninggalkan (menjauhi)nya selama-lamanya." (Syarh Shahih Muslim 13/106)

Dikatakan kepada Imam Al Mizzy : "Si Fulan membencimu!"
Ia menjawab : "Dekat kepadanya bukanlah keramahan dan jauh darinya bukanlah sesuatu yang menakutkan." (Adabus Syari'ah 3/575)

Al Ashma'i berkata, Abu Amru bin Al Ala' berkata kepadaku :
"Wahai Abdul Malik, berhati-hatilah kamu terhadap orang yang mulia jika kamu menghinanya dan terhadap si pencela jika kamu memuliakannya, serta waspadalah terhadap orang yang berakal jika kamu menyulitkannya, juga terhadap orang yang tolol jika kamu bergurau dengannya. Dan berhati-hatilah kamu terhadap orang yang jahat jika kamu bergaul dengannya dan bukanlah termasuk adab (akhlak yang baik, ed.) menjawab orang yang tidak menanyaimu atau kamu bertanya pada orang yang tidak dapat menjawab atau kamu berbicara dengan orang yang tidak mau diam memperhatikan (ucapan)mu."

Adab dalam pergaulan part.4

Ibnul Atsir berkata :
"Sesungguhnya meninggalkan ahli ahwa dan ahli bid'ah terus berlangsung seiring perjalanan masa selama mereka tidak menampakkan taubat dan kembali kepada yang haq." (An Nihayah 5/245)

Ibnu Umar berkata :
"Saya tidak mengetahui satu perkara di dalam Islam ini yang menurutku lebih utama daripada selamatnya hatiku dari hawa nafsu yang suka berselisih ini." (Al Hujjah fi Bayanil Mahajjah 1/304)

Abu Abdillah Jamal bin Farihan berkata :
"Saya pun tidak mengetahui satu perkara di dalam agama Islam ini yang menurutku lebih utama daripada aku diselamatkan Allah dari sikap fanatik golongan yang sangat dibenci ini yang menelan kurban dari kalangan pemuda dan sebagian para dai di masa kini dan fanatisme itu juga telah mengotori pikiran mereka dan menghalangi mereka dari manhaj Salafus Shalih."

Ayyub bin Al Qariyyah berkata :
"Orang yang paling berhak mendapatkan penghormatan ada tiga yaitu ulama, saudara (sesama Mukmin), dan para penguasa maka siapa yang meremehkan ulama berarti ia merusak kepribadiannya sendiri dan siapa meremehkan penguasa berarti ia merusak dunianya dan orang yang berakal itu tidak akan meremehkan siapapun, adapun yang disebut sebagai orang yang berakal adalah orang yang menjadikan agama itu sebagai dasar syariatnya dan kesantunan adalah wataknya sedangkan logika yang baik adalah pembawaannya." (Jami' Bayanil Ilmi Ibnu Abdil Barr 231)

Nasehat dan adab dalam bergaul dan.bersahabat .Part.2 and part.3

Al Fudlail berkata :
"Saya lihat jiwaku ini ramah bergaul dengan mereka yang dinamakan teman maka saya cari dari pengalaman ternyata kebanyakan mereka adalah orang-orang yang iri (dengki) terhadap nikmat (kebahagiaan) temannya dan mereka tidak menyembunyikan kekeliruan (zallah) temannya dan senang mengabaikan hak teman duduknya juga tidak mau membantu temannya dengan harta mereka maka sebab itu (ketika) saya perhatikan perkara ini ternyata kebanyakan teman itu iri (dengki) dengan kenikmatan orang lain. Padahal Al Haq (Allah) Yang Maha Suci sangat cemburu kepada hati seorang Mukmin yang cenderung jinak dengan sesuatu (selain Allah) maka Ia keruhkan dunia dan penghuninya agar si Mukmin hanya menyenangi-Nya (jinak kepada Allah).
Maka sepantasnya kamu menganggap semua makhluk itu sebagai kenalan dan jangan kamu tampakkan rahasiamu kepada mereka. Jangan kamu anggap sahabat orang yang tidak cocok untuk digauli tetapi pergaulilah mereka secara zhahir. Jangan bercampur dengan mereka kecuali dalam keadaan darurat dan itupun sejenak saja kemudian tinggalkanlah mereka. Setelah itu hadapilah urusanmu sambil berserah diri kepada Penciptamu (Allah) sebab sesungguhnya tidak ada yang dapat mendatangkan kebaikan selain Allah dan tidak ada yang dapat menolak kejelekan kecuali Dia." (Al I'tisham 1/158)

Ia juga berkata :
"Apabila terjadi kekasaran di antara kamu dan seseorang maka berhati-hatilah kamu darinya jangan kamu harapkan persahabatan yang murni dan mempercayainya sebab sesungguhnya dia akan selalu memperhatikan tindak-tandukmu sedangkan kedengkiannya tersembunyi. Adapun orang yang awam maka menjauh dari mereka merupakan keharusan. Karena mereka tidak termasuk jenismu maka jika kamu terpaksa duduk bersama dalam majelis mereka maka (lakukanlah) sesaat saja dan jagalah kewibawaan dan kewaspadaanmu sebab bisa jadi kau mengucapkan satu kata dan mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang keji. Jangan kau menyuguhkan ilmu kepada orang yang jahil dan (jangan pula) kamu suguhkan orang-orang yang lalai (suka bermain-main) dengan fiqih dan orang yang dungu dengan keterangan (Al Bayan) tapi perhatikanlah apa yang menyelamatkan mereka dengan lemah-lembut dan berwibawa.
Jangan meremehkan musuh-musuhmu karena mereka mempunyai tipu daya yang tersembunyi dan kewajibanmu hanyalah bergaul dan berbuat baik
kepada mereka secara zhahir. Dan termasuk di antara mereka adalah orang-orang yang dengki maka tidak pantas mereka mengetahui nikmat yang kamu dapatkan. Dan sesungguhnya Al Ain itu haq sedangkan bergaul dengan mereka secara zhahir itu harus." (Al Hujjah 1/304)

Asy Syathibi berkata :
"Asal kerusakan ini --yaitu mencerca Salafus Shalih-- datang dari Khawarij merekalah yang pertama melaknat Salafus Shalih bahkan mengkafirkan shahabat --radliyallahu anhum ajmaiin-- dan perbuatan yang seperti ini semuanya menimbulkan permusuhan dan kebencian." (Al I'tisham 1/158)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata :
"Tidak ada seorangpun yang berhak menjadikan orang tertentu sebagai panutan lalu mengajak manusia ke jalan (madzhabnya), bersikap loyal dan memusuhi di atas jalan itu selain Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan tidak pula ada yang berhak melahirkan ucapan yang dijadikan pegangan (pedoman) untuk bersikap loyal dan memusuhi selain Kalam Allah dan ucapan Rasul-Nya dan apa yang telah disepakati oleh ummat (shahabat). Sebab hal itu tidak lain merupakan perbuatan ahli bid'ah yang senang mengangkat orang tertentu dan melontarkan suatu perkataan yang justru pada akhirnya memecah belah ummat. Mereka menyerahkan loyalitasnya demi pendapat tersebut atau yang mereka nisbatkan (sandarkan) diri mereka kepadanya dan memusuhi orang lain demi membela pendapat dan penisbatan tersebut." (Majmu' Fatawa 20/164)

Umar bin Abdul Aziz berkata :
"Jika kamu lihat satu kaum berbisik-bisik dengan satu urusan tanpa diikuti (diketahui) oleh khalayak ramai berarti mereka di atas landasan kesesatan." (Ad Darimy 1/103 nomor 307)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata :
"Adapun jika mereka berpindah dari satu madzhab ke madzhab lainnya karena perintah agama misalnya telah jelas baginya keterangan yang lebih kuat lalu ia kembali berpegang dengan pendapat yang ia pandang lebih dekat kepada apa yang dimaukan Allah dan Rasul-Nya maka ia diberi pahala dengan sikap yang demikian akan tetapi wajib bagi setiap orang untuk tidak menyimpang atau mengikuti siapapun yang menyelisihi hukum Allah dan Rasul-Nya apabila telah jelas baginya ketetapan Allah dan Rasul-Nya. Karena sesungguhnya Allah telah mewajibkan ketaatan kepada Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam di atas ketaatan kepada siapapun dan dalam keadaan bagaimanapun." (Fatawa Al Kubra 5/96)

Umar bin Al Khaththab berkata :
"Sesungguhnya saya benci kepada orang yang berjalan sia-sia yaitu tidak karena urusan dunia dan tidak pula akhirat." (Adabus Syariah 3/588)

Ibnu Mas'ud berkata :
"Sungguh saya benar-benar membenci orang yang kosong tidak beramal untuk dunia dan tidak pula untuk akhirat." (Bayan Fadlli Ilmis Salaf halaman 38)

Nasehat dan adab dalam bergaul dan.bersahabat .Part.2

Al Fudlail berkata :
"Saya lihat jiwaku ini ramah bergaul dengan mereka yang dinamakan teman maka saya cari dari pengalaman ternyata kebanyakan mereka adalah orang-orang yang iri (dengki) terhadap nikmat (kebahagiaan) temannya dan mereka tidak menyembunyikan kekeliruan (zallah) temannya dan senang mengabaikan hak teman duduknya juga tidak mau membantu temannya dengan harta mereka maka sebab itu (ketika) saya perhatikan perkara ini ternyata kebanyakan teman itu iri (dengki) dengan kenikmatan orang lain. Padahal Al Haq (Allah) Yang Maha Suci sangat cemburu kepada hati seorang Mukmin yang cenderung jinak dengan sesuatu (selain Allah) maka Ia keruhkan dunia dan penghuninya agar si Mukmin hanya menyenangi-Nya (jinak kepada Allah).
Maka sepantasnya kamu menganggap semua makhluk itu sebagai kenalan dan jangan kamu tampakkan rahasiamu kepada mereka. Jangan kamu anggap sahabat orang yang tidak cocok untuk digauli tetapi pergaulilah mereka secara zhahir. Jangan bercampur dengan mereka kecuali dalam keadaan darurat dan itupun sejenak saja kemudian tinggalkanlah mereka. Setelah itu hadapilah urusanmu sambil berserah diri kepada Penciptamu (Allah) sebab sesungguhnya tidak ada yang dapat mendatangkan kebaikan selain Allah dan tidak ada yang dapat menolak kejelekan kecuali Dia." (Al I'tisham 1/158)

Ia juga berkata :
"Apabila terjadi kekasaran di antara kamu dan seseorang maka berhati-hatilah kamu darinya jangan kamu harapkan persahabatan yang murni dan mempercayainya sebab sesungguhnya dia akan selalu memperhatikan tindak-tandukmu sedangkan kedengkiannya tersembunyi. Adapun orang yang awam maka menjauh dari mereka merupakan keharusan. Karena mereka tidak termasuk jenismu maka jika kamu terpaksa duduk bersama dalam majelis mereka maka (lakukanlah) sesaat saja dan jagalah kewibawaan dan kewaspadaanmu sebab bisa jadi kau mengucapkan satu kata dan mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang keji. Jangan kau menyuguhkan ilmu kepada orang yang jahil dan (jangan pula) kamu suguhkan orang-orang yang lalai (suka bermain-main) dengan fiqih dan orang yang dungu dengan keterangan (Al Bayan) tapi perhatikanlah apa yang menyelamatkan mereka dengan lemah-lembut dan berwibawa.

Nasehat dan adab dalam bergaul dan.bersahabat

Nasehat dan adab dalam bergaul dan.bersahabat

Yahya bin Mu'adz berkata :
[ Sejelek-jelek saudara adalah yang kamu sampai butuh mengatakan :
"Ingatlah saya dalam doamu ... ."
Dan sebagian besar manusia pada hari ini hanya saling mengenal jarang ada yang berteman secara zhahir apalagi persaudaraan dan persahabatan. Ini adalah sesuatu yang telah lenyap. Maka janganlah kamu terlalu mengharapkannya. Saya tidak tahu ada seseorang yang murni bersahabat dengannya saudaranya senasab (keturunan) juga anak dan isterinya maka tinggalkanlah keinginan untuk mencari persahabatan yang murni dan tulus. Jadilah orang yang asing dan bergaullah sebagaimana bergaulnya Al Ghuraba'. Dan berhati-hatilah kamu (jangan) tertipu oleh orang yang menampakkan rasa cinta kepadamu karena sesungguhnya seiring perjalanan waktu akan tampak olehmu cacat cinta yang ditunjukkannya.

Dan Al Fudlail bin Iyyadl berkata :
"Jika kamu ingin berteman dengan seseorang maka buatlah agar ia marah maka jika kamu lihat keadaannya sesuai dengan syari'at maka bertemanlah dengannya."
Situasi saat ini sangat mengerikan sebab jika kamu membuatnya marah maka ia akan menjadi musuhmu saat itu juga. Adapun penyebab hilangnya persahabatan yang murni adalah kecintaan terhadap dunia yang menguasai hati. Sedangkan Salafus Shalih, perhatian mereka senantiasa hanya tertuju kepada akhirat maka mereka pun memurnikan niat dalam mencari saudara dan mereka bergaul dengan sesamanya karena agama bukan karena dunia. Maka jika kamu lihat berkaitan dengan masalah agama maka ujilah ketika ia marah. ] (Adabus Syari'ah 3/581)

Al Qadii Abu Ya'la berkata :
[Jika kamu berjalan janganlah menoleh-noleh karena pelakunya dapat dikatakan sebagai orang yang tolol.
Syaikh Abdul Qadir berkata : "Bersiul dan bertepuk tangan adalah dua hal yang dibenci. Begitu pula bersandarnya seseorang hingga keluar dari posisi duduknya sebab hal itu adalah tindakan kesombongan dan menghina teman duduk kecuali karena uzur dan juga dibenci menggigit-gigit (permen) karet karena ini adalah perbuatan yang rendah. Juga dibenci tertawa terbahak-bahak dan meninggikan suara tanpa ada kepentingannya. Dan sepantasnya seseorang itu berjalan dengan sederhana (seimbang-tenang, pent.) tidak perlu terburu-buru sehingga menabrak orang lain dan menyusahkan diri sendiri. Jangan pula berjalan selangkah demi selangkah yang dapat menimbulkan rasa bangga terhadap diri sendiri. Dan termasuk pula perkara yang dibenci adalah menangis meratap-ratap dan menyanyikan lagu-lagu kematian kecuali jika itu karena takut kepada Allah Ta'ala dan menyesal karena kehilangan waktu yang sia-sia (tanpa amal) yang juga merupakan perbuatan yang dibenci adalah membuka tutup kepala di tengah-tengah manusia
dan bagian tertentu yang bukan aurat namun biasanya tertutup." ] (Adabus Syari'ah 3/375)